Bobby Nasution Apresiasi Fasilitas Autogate dan PMI Lounge di Bandara Kualanamu
Gubernur Sumut, Bobby Nasution, mengapresiasi fasilitas autogate dan PMI Lounge di Bandara Kualanamu sebagai bentuk peningkatan pelayanan.

Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, memberikan apresiasi terhadap fasilitas autogate dan PMI Lounge yang ada di Bandara Kualanamu, Deli Serdang. Apresiasi ini disampaikan setelah meninjau langsung fasilitas penerbangan luar negeri pada Senin (19/5). Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan memberikan kemudahan bagi penumpang, termasuk pekerja migran Indonesia (PMI).
Bobby Nasution menyampaikan terima kasih kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Sumut dan pihak Angkasa Pura atas fasilitas yang diberikan. Menurutnya, fasilitas autogate ini sangat luar biasa dan menjadi kebanggaan bagi Sumatera Utara. Apalagi, tidak banyak bandara di Indonesia yang memiliki fasilitas serupa.
"Terima kasih pak Kanwil Ditjen Imigrasi Sumut, dan juga pihak Angkasa Pura. Kita sudah lihat tadi fasilitas yang diberikan oleh pihak Imigrasi, ini sangat luar biasa," ucap Bobby usai melakukan peninjauan di Bandara Kualanamu, Deli Serdang.
Fasilitas Autogate Permudah Pemeriksaan Imigrasi
Bobby Nasution menjelaskan bahwa fasilitas autogate saat ini hanya tersedia di tiga bandara di Indonesia, yaitu Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, dan Kualanamu. Layanan ini memungkinkan Warga Negara Indonesia (WNI) dan orang asing tertentu untuk melewati pemeriksaan imigrasi tanpa tatap muka langsung. Proses pemeriksaan melalui autogate ini memakan waktu sekitar 15–25 detik per orang, sehingga lebih efisien.
Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan Bandara Kualanamu dapat memberikan pelayanan yang lebih baik secara keseluruhan. Tidak hanya mempermudah penumpang, tetapi juga diharapkan dapat menekan harga tiket. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) juga memberikan perhatian khusus pada upaya pencegahan dan pengawasan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal.
"Jadi dari Bandara Kualanamu, kita berharap secara keseluruhan bisa memberikan fasilitas lebih baik. Tidak hanya melayani penumpang, tapi bagaimana agar harga tiket disini lebih murah," sebut Bobby.
Fokus pada Pencegahan dan Pengawasan PMI Ilegal
Pemprov Sumut saat ini fokus pada upaya pencegahan dan pengawasan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja secara ilegal. Pemerintah daerah berupaya memberikan kepastian kepada mereka yang ingin bekerja di luar negeri melalui jalur yang legal. Program pelatihan bagi calon pekerja migran juga sedang dipersiapkan.
Bobby Nasution menjelaskan bahwa pemerintah daerah berencana memberikan pelatihan kepada calon pekerja migran Indonesia asal Sumatera Utara. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali calon pekerja migran yang belum memiliki keterampilan dengan ilmu yang dibutuhkan. Selain itu, pemerintah juga akan membantu dalam pengurusan kelengkapan dokumen agar mereka dapat bekerja secara legal di luar negeri.
"Kita sampaikan bagaimana memberikan kepastian kepada mereka yang ingin bekerja di luar negeri. Ini sudah kita sampaikan ke pak menteri, bagaimana programnya. Mudah-mudahan dalam beberapa bulan ke depan sudah ada. Kita sedang mencari tempatnya," jelas Bobby.
Dengan adanya fasilitas pelatihan dan bantuan pengurusan dokumen, diharapkan calon pekerja migran lebih tertarik untuk menggunakan jalur legal daripada ilegal. Fasilitas ini akan memberikan keterampilan yang dibutuhkan sehingga mereka lebih siap untuk bekerja di luar negeri.
Kepala Kanwil Ditjen Imigrasi Sumut, Teodorus Simarmata, menyampaikan apresiasi atas perhatian Gubernur Sumut terhadap fasilitas keimigrasian di Bandara Kualanamu. Dukungan dari pemerintah daerah sangat penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan di bandara.
Teodorus Simarmata menambahkan, "Kami juga menyambut baik dukungan Bapak Gubernur Sumut Bobby Nasution untuk peningkatan layanan tersebut."
Apresiasi terhadap fasilitas autogate dan PMI Lounge di Bandara Kualanamu menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat, termasuk para pekerja migran Indonesia.