BPBD Bantul Tingkatkan Kesiapsiagaan Relawan Hadapi Ancaman Bencana
BPBD Bantul menggelar apel relawan kebencanaan dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025 untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi 11 potensi bencana di wilayah tersebut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menggelar Apel Relawan Kebencanaan pada Minggu, 27 April 2025. Apel ini merupakan bagian dari peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2025 yang diinisiasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan relawan dan masyarakat terhadap berbagai potensi bencana di wilayah Bantul.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanto, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana di Bantul dimulai dengan Gladi Posko Tsunami di pesisir Kecamatan Kretek pada 26 April, dilanjutkan dengan Apel Kesiapsiagaan pada 27 April. Apel ini diikuti oleh berbagai elemen, termasuk perwakilan dari setiap lurah di Bantul, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Bantul, Kwarcab Pramuka, Tagana, PMI, Paksikaton, SAR DIY, Sarlinmas Rescue wilayah 3 dan 4, serta berbagai potensi SAR lainnya di Bantul. "Kegiatan ini penting untuk memastikan kesiapan kita menghadapi berbagai potensi bencana," ujar Agus.
Tema Hari Kesiapsiagaan Bencana di Bantul tahun ini adalah 'Bangun Kesiapsiagaan Sejak Dini'. Hal ini menekankan pentingnya edukasi dan pelatihan kebencanaan sejak usia dini. "Kita harus memberikan edukasi, pelatihan, dan simulasi bencana kepada anak-anak sejak tingkat TK, SD, dan SMP," kata Agus. Tujuannya adalah agar anak-anak memahami potensi bencana di wilayah mereka dan mampu melakukan evakuasi diri secara efektif dan efisien saat terjadi bencana.
Pentingnya Kesiapsiagaan di Tingkat Masyarakat
Agus menambahkan bahwa kesiapsiagaan tidak hanya penting bagi anak-anak, tetapi juga bagi seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat perlu memahami potensi bencana di tempat tinggal mereka, sementara pekerja perlu memahami potensi bencana di tempat kerja. Dengan memahami potensi bencana, masyarakat dapat meminimalisir dampak negatif ketika bencana terjadi. "Pemahaman ini akan membantu masyarakat untuk bertindak cepat dan tepat saat terjadi bencana," tegas Agus.
BPBD Bantul telah mengidentifikasi 11 ancaman bencana di wilayah Bantul. Ancaman tersebut meliputi banjir, longsor, kekeringan, kebakaran, gempa bumi, tsunami, wabah penyakit, gelombang tinggi, likuefaksi, dan kegagalan teknologi. Kesiapsiagaan terhadap berbagai ancaman ini menjadi prioritas utama BPBD Bantul.
Melalui apel ini, BPBD Bantul berharap dapat meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar relawan dan instansi terkait dalam menghadapi bencana. Dengan kesiapsiagaan yang optimal, diharapkan dampak negatif dari bencana dapat diminimalisir dan keselamatan masyarakat dapat terjamin.
Langkah-langkah Konkret Peningkatan Kesiapsiagaan
Beberapa langkah konkret yang dilakukan BPBD Bantul untuk meningkatkan kesiapsiagaan antara lain:
- Edukasi dan pelatihan kebencanaan di sekolah-sekolah.
- Sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi bencana di wilayah masing-masing.
- Peningkatan kapasitas relawan melalui pelatihan dan simulasi.
- Penguatan koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait.
- Penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana.
Dengan berbagai upaya tersebut, BPBD Bantul berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari dampak bencana. Kesiapsiagaan yang terencana dan terkoordinasi sangat penting untuk meminimalisir kerugian jiwa dan harta benda saat bencana terjadi. Partisipasi aktif masyarakat dalam upaya kesiapsiagaan ini sangatlah penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh.
Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bencana. Dengan kesiapan yang matang, kita dapat menghadapi berbagai tantangan bencana dengan lebih baik dan meminimalisir dampaknya.