BPJPH Dorong Daya Saing Produk Halal Indonesia di Kancah Global
Kepala BPJPH, Ahmad Haikal Hasan, mendorong peningkatan daya saing produk halal Indonesia di pasar global untuk merebut pangsa pasar yang lebih besar, meskipun ekspor produk halal Indonesia telah mencapai angka yang signifikan.

Jakarta, 7 Maret 2025 - Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Ahmad Haikal Hasan, menekankan urgensi peningkatan daya saing produk halal Indonesia di pasar internasional. Meskipun Indonesia memiliki potensi besar sebagai pemain utama industri halal global, kenyataannya Indonesia baru menguasai 3 persen dari total perdagangan industri halal dunia. Hal ini mendorong BPJPH untuk mengambil langkah strategis guna meningkatkan ekspor produk halal Indonesia.
Haikal menjelaskan, "Indonesia memiliki sumber daya dan pasar yang besar, tetapi masih tertinggal dalam ekspor produk halal. Kita harus bergerak cepat dan strategis untuk meningkatkan daya saing global. Proses sertifikasi halal kami genjot agar semakin mudah, murah, dan cepat, agar industri kita bisa lebih kompetitif di pasar internasional."
Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunjukkan bahwa pada periode Januari hingga Oktober 2024, ekspor produk halal Indonesia mencapai 41,42 miliar dolar AS (sekitar Rp673,90 triliun), dengan surplus neraca perdagangan mencapai 29,09 miliar dolar AS (sekitar Rp474,9 triliun). Capaian ini menjadi bukti potensi besar Indonesia di sektor ini, namun masih jauh dari potensi maksimal yang dapat diraih.
Sektor Unggulan dan Negara Tujuan Ekspor
Ekspor produk halal Indonesia didominasi oleh sektor makanan olahan dengan nilai 33,61 miliar dolar AS (sekitar Rp548,7 triliun). Sektor lain yang juga berkontribusi signifikan adalah pakaian muslim (6,83 miliar dolar AS atau sekitar Rp111,5 triliun), farmasi (612,1 juta dolar AS atau sekitar Rp9,9 triliun), dan kosmetik (362,83 juta dolar AS atau sekitar Rp5,92 triliun). Negara-negara tujuan ekspor utama meliputi Amerika Serikat, China, India, Pakistan, dan Malaysia.
Meskipun angka-angka tersebut menunjukkan kinerja yang positif, Haikal menegaskan pentingnya upaya berkelanjutan. "Kita tidak boleh puas dengan capaian saat ini. Indonesia harus mengambil peran lebih besar dalam ekosistem halal dunia," tegasnya. Pemerintah berkomitmen untuk terus menyempurnakan sistem sertifikasi halal agar lebih efisien dan fleksibel, tanpa mengorbankan standar ketat yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut, Haikal menambahkan, "Pemerintah terus berupaya memastikan sertifikasi halal yang lebih efisien dan fleksibel, tanpa mengurangi standar yang ketat. Semua ini demi menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia."
Dukungan Ekosistem Ekonomi Syariah
CEO Rumah Zakat, Irvan Nugraha, turut memberikan pandangannya mengenai peran ekosistem ekonomi syariah dalam mendukung pertumbuhan industri halal Indonesia. Irvan menyatakan, "Kami berada dalam ekosistem keuangan syariah, dan itu berarti kami punya tanggung jawab besar untuk memperkuat ekonomi keuangan sosial syariah. Tim kami juga telah berperan sebagai Pendamping PPH dalam upaya mendorong pertumbuhan industri halal di Indonesia."
Pernyataan Irvan ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan sinergi antar berbagai pihak, termasuk lembaga keuangan syariah, dalam mendorong kemajuan industri halal Indonesia. Dukungan dari berbagai sektor menjadi kunci untuk mencapai target menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.
Ke depan, BPJPH akan terus berupaya meningkatkan daya saing produk halal Indonesia melalui berbagai strategi, termasuk penyederhanaan proses sertifikasi dan peningkatan kualitas produk. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan memperkuat posisi Indonesia di pasar halal global.