BPS Aceh Proyeksi Produksi Jagung Melonjak Awal 2025: Capai 12 Ribu Ton!
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh memproyeksikan peningkatan signifikan produksi jagung pipilan pada awal 2025, mencapai 12.211 ton dengan potensi luas panen 2.140 hektare.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh baru-baru ini merilis proyeksi peningkatan produksi jagung pipilan di Provinsi Aceh pada awal tahun 2025. Proyeksi ini menunjukkan angka yang cukup signifikan, menandakan potensi peningkatan sektor pertanian di Aceh. Data ini diperoleh melalui pengamatan Kerangka Sampel Area (KSA) dan survei ubinan yang dilakukan secara berkala.
Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution, menjelaskan bahwa estimasi produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen diperkirakan mencapai 12.211 ton. Angka ini didapat dari perhitungan luas panen yang diproyeksikan mencapai 2.140 hektare pada periode Januari hingga April 2025. Proses pengolahan data, menurut Nasution, dilakukan secara teliti menggunakan basis web dan software untuk memastikan kualitas data yang dihasilkan.
Lebih rinci, proyeksi produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen (JPK-KA 14 persen) diuraikan per bulannya. Untuk Januari diproyeksikan 3.401 ton, Februari 5.635 ton, Maret 1.120 ton, dan April 2.055 ton. Sementara itu, proyeksi produksi jagung pipilan kering kadar air 28 persen (JPK-KA 28 persen) jauh lebih tinggi, mencapai 16.518 ton untuk periode yang sama.
Produksi Jagung Aceh 2024: Tren Menurun
Meskipun proyeksi 2025 menunjukkan peningkatan, BPS Aceh juga mencatat penurunan produksi jagung pada tahun 2024. Luas panen jagung di Aceh sepanjang tahun 2024 tercatat 10.090 hektare, mengalami penurunan sebesar 1.640 hektare (13,97 persen) dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 11.730 hektare. Penurunan luas panen ini berdampak pada produksi jagung pipilan kering.
Produksi jagung pipilan kering kadar air 28 persen (JPK-KA 28 persen) pada 2024 hanya mencapai 70.680 ton, turun 19.090 ton (21,27 persen) dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 89.770 ton. Penurunan ini juga berdampak pada produksi JPK-KA 14 persen, yang diperkirakan mencapai 52.250 ton pada 2024, atau turun 14.110 ton (21,27 persen) dibandingkan tahun 2023.
Ahmadriswan menambahkan bahwa penurunan produksi ini disebabkan oleh beberapa faktor yang perlu dikaji lebih lanjut. Data ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam meningkatkan produktivitas jagung di Aceh.
Metode Pengolahan Data yang Akurat
BPS Aceh menekankan pentingnya akurasi data dalam proyeksi produksi jagung. Penggunaan teknologi berbasis web dan software dalam pengolahan data ubinan, termasuk pengecekan data pencilan (outlier), bertujuan untuk meningkatkan kualitas data dan keandalan proyeksi yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan komitmen BPS Aceh dalam memberikan informasi yang valid dan terpercaya kepada publik.
Dengan adanya proyeksi peningkatan produksi jagung pada awal 2025, diharapkan sektor pertanian di Aceh dapat terus berkembang dan berkontribusi pada perekonomian daerah. Namun, perlu adanya evaluasi dan strategi yang tepat untuk mengatasi penurunan produksi yang terjadi pada tahun 2024.
Data yang dirilis BPS Aceh ini menjadi informasi penting bagi para petani, pemerintah, dan pelaku usaha di sektor pertanian untuk merencanakan strategi pengembangan budidaya jagung di masa mendatang. Pemantauan dan evaluasi secara berkala juga diperlukan untuk memastikan akurasi proyeksi dan keberhasilan program peningkatan produksi jagung di Aceh.