Produksi Jagung Aceh Capai 12.211 Ton, BPS Ungkap Faktor Penurunan
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh melaporkan produksi jagung pipilan pada Januari-April 2025 mencapai 12.211 ton, meskipun terdapat penurunan luas panen dibandingkan tahun sebelumnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh baru-baru ini merilis data produksi jagung pipilan di Aceh periode Januari hingga April 2025. Laporan tersebut menunjukkan capaian produksi yang signifikan, namun juga mengungkap adanya penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Data ini didapat melalui pengamatan Kerangka Sampel Area (KSA) dan survei ubinan yang dilakukan secara berkala.
Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution, menjelaskan bahwa proyeksi produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen mencapai 12.211 ton dengan luas panen 2.140 hektare. Angka ini merupakan hasil pengolahan data ubinan berbasis web dan software, yang dirancang untuk meningkatkan akurasi data dengan mendeteksi data pencilan. Proses pengolahan data yang modern ini menjamin kualitas data yang dihasilkan lebih baik.
Lebih lanjut, BPS juga memproyeksikan produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 28 persen (JPK-KA 28%) mencapai 16.518 ton pada periode yang sama. Rinciannya, produksi pada bulan Januari diproyeksikan mencapai 4.600 ton, Februari 7.622 ton, Maret 1.516 ton, dan April 2.780 ton. Perbedaan kadar air ini mencerminkan variasi dalam proses pengolahan pasca panen.
Produksi Jagung Aceh: Analisis Data dan Tren
Data BPS Aceh menunjukkan tren produksi jagung di provinsi tersebut. Pada tahun 2024, luas panen jagung mencapai 10.090 hektare, mengalami penurunan sebesar 1.640 hektare (13,97 persen) dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 11.730 hektare. Penurunan luas panen ini berdampak langsung pada penurunan produksi.
Penurunan luas panen berdampak signifikan terhadap produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 28 persen (JPK-KA 28%). Produksi pada tahun 2024 hanya mencapai 70.680 ton, turun 19.090 ton (21,27 persen) dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 89.770 ton. Hal ini menunjukkan korelasi kuat antara luas panen dan hasil produksi.
Penurunan produksi JPK-KA 28% juga berdampak pada produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen (JPK-KA 14%). Jika dikonversi, produksi JPK-KA 14% pada 2024 mencapai sekitar 52.250 ton, mengalami penurunan sebesar 14.110 ton (21,27 persen) dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 66.360 ton. Ini menegaskan dampak luas dari penurunan luas panen terhadap keseluruhan produksi jagung di Aceh.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung
Meskipun BPS Aceh telah memberikan data produksi jagung, penting untuk meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang menyebabkan penurunan luas panen dan produksi jagung di Aceh. Beberapa faktor yang mungkin perlu dipertimbangkan termasuk perubahan iklim, ketersediaan air, penggunaan pupuk, dan teknologi pertanian yang digunakan petani setempat. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci ini.
Data yang dirilis BPS Aceh memberikan gambaran yang komprehensif tentang produksi jagung di provinsi tersebut. Informasi ini sangat penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk merumuskan kebijakan dan strategi yang tepat guna meningkatkan produksi jagung di masa mendatang. Langkah-langkah strategis diperlukan untuk mengatasi penurunan produksi dan memastikan ketahanan pangan di Aceh.
Kesimpulannya, data BPS Aceh menunjukkan fluktuasi produksi jagung di Aceh. Meskipun produksi pada periode Januari-April 2025 menunjukkan angka yang cukup baik, penurunan produksi pada tahun 2024 menjadi perhatian serius yang membutuhkan analisis lebih lanjut dan strategi peningkatan produksi yang terencana.