BRIN Ajak Masyarakat Jatim Lestarikan Bunga Bangkai Langka
BRIN mengajak masyarakat Jawa Timur berpartisipasi aktif dalam konservasi Rafflesia zollingeriana, bunga bangkai langka yang hanya ditemukan di empat lokasi di Jawa Timur.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengajak masyarakat Jawa Timur untuk turut serta melestarikan Rafflesia zollingeriana, sejenis bunga bangkai langka yang endemik di wilayah tersebut. Upaya konservasi ini dilakukan melalui berbagai kegiatan edukasi dan pelatihan yang melibatkan masyarakat secara langsung. Kegiatan ini penting karena Rafflesia zollingeriana merupakan flora yang dilindungi dan keberadaannya terancam.
Menurut Febrina Artauli, peneliti dari Pusat Riset Botani Terapan BRIN, keberhasilan konservasi sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Oleh karena itu, BRIN menggelar diskusi interaktif dan lokakarya di Banyuwangi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian bunga bangkai ini. Kegiatan ini melibatkan Pusat Riset Botani Terapan BRIN dan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN.
Rafflesia zollingeriana hanya ditemukan di empat lokasi di Jawa Timur: Taman Nasional Meru Betiri (Lumajang), Watangan (Jember), dan Banyuwangi. Di Banyuwangi sendiri, keberadaan bunga ini baru ditemukan pada tahun 2021 di Hutan Papring, Kecamatan Kalipuro, yang berada di bawah pengelolaan KPH Banyuwangi Utara. Penemuan ini semakin menyoroti pentingnya upaya konservasi yang melibatkan peran serta masyarakat setempat.
Konservasi Rafflesia zollingeriana: Edukasi dan Pelatihan
BRIN melaksanakan berbagai program edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Program tersebut meliputi pemaparan tentang Rafflesia zollingeriana, diskusi interaktif, pemutaran video animasi edukatif, dan pelatihan lapangan (field trip) ke habitat alami bunga tersebut. Pelatihan lapangan ini memungkinkan masyarakat untuk mengamati langsung morfologi tanaman dan inangnya.
Selain itu, BRIN juga memberikan pelatihan pembuatan suvenir bertema Rafflesia zollingeriana. Pelatihan ini bertujuan untuk mendorong kreativitas masyarakat sekaligus menanamkan nilai budaya dan konservasi. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya memahami pentingnya konservasi, tetapi juga dapat terlibat aktif dalam upaya pelestarian melalui kreativitas mereka.
Febrina menambahkan bahwa keberadaan Rafflesia zollingeriana dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekowisata yang berkelanjutan. Hal ini dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar sekaligus mempromosikan konservasi. BRIN mendorong kolaborasi antara peneliti, masyarakat, dan pemangku kebijakan untuk menjaga kelestarian bunga bangkai ini.
Potensi Ekowisata Berbasis Konservasi
Septi Andriki, penggiat konservasi Rafflesia dari Bengkulu, memberikan contoh keberhasilan ekowisata berbasis Rafflesia arnoldii di Bengkulu. Ia menjelaskan bahwa wisata minat khusus ini menarik minat wisatawan mancanegara, seperti dari Rusia, Inggris, dan China.
Ekowisata Rafflesia tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga edukasi tentang konservasi spesies langka dan ekosistemnya. Selain itu, ekowisata juga dapat memperkenalkan budaya lokal kepada para pengunjung. Model ini dapat diadaptasi untuk pengembangan ekowisata Rafflesia zollingeriana di Jawa Timur.
Pendekatan edukatif yang dilakukan BRIN merupakan langkah penting dalam membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap konservasi Rafflesia zollingeriana. Partisipasi aktif masyarakat sangat krusial untuk keberhasilan upaya konservasi jangka panjang, terutama untuk spesies endemik yang keberadaannya semakin terancam.
Dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam upaya konservasi, BRIN berharap dapat memastikan kelangsungan hidup Rafflesia zollingeriana untuk generasi mendatang. Kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk peneliti, masyarakat, dan pemerintah, sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Pengembangan ekowisata yang berkelanjutan dapat menjadi solusi untuk menyeimbangkan upaya konservasi dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.