Budidaya Kopi Banten: Dorong Perekonomian dan Ekowisata
Pemprov Banten optimis budidaya kopi, khususnya di Imah Kopi Banten, akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan menjadikannya ekowisata unggulan.

Serang, 18 Februari 2024 - Penjabat Gubernur Banten, A Damenta, mengungkapkan optimismenya terhadap potensi budidaya kopi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Banten. Hal ini disampaikan usai mengunjungi Imah Kopi Banten, sebuah kolaborasi antara Pemprov Banten, Bank Indonesia, dan masyarakat setempat yang berlokasi di kaki Gunung Karang, Pandeglang.
Imah Kopi Banten, yang memproses kopi dari hulu hingga hilir, dinilai memiliki prospek cerah. Lokasi yang strategis di sentra produksi kopi Banten, dengan pemandangan Gunung Karang yang indah, menjadikan tempat ini tidak hanya sebagai pusat produksi, tetapi juga berpotensi besar sebagai destinasi ekowisata.
Peningkatan Ekonomi dan Ekowisata
Damenta menekankan keyakinannya bahwa budidaya kopi dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian daerah dan masyarakat. Ia berharap Imah Kopi Banten menjadi contoh sukses yang dapat direplikasi di wilayah lain, dan menjadi daya tarik wisata unggulan Provinsi Banten. "Imah Kopi Banten memiliki view yang indah dan potensi ekowisata yang besar untuk mendongkrak perekonomian masyarakat," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauhid, menambahkan bahwa produksi kopi Banten saat ini mencapai 2.100 ton per tahun, dengan sepertiga di antaranya berasal dari kawasan Gunung Karang. Ia optimistis kopi Banten dapat bersaing dengan kopi lain di Indonesia, terutama karena keunggulan kopi Robusta Banten yang memiliki kandungan kafein lebih rendah, menghasilkan rasa yang lebih lembut.
Keunggulan Kopi Robusta Banten
Agus menjelaskan bahwa meskipun Banten juga menghasilkan kopi Arabika, keunggulan kopi Robusta-nya terletak pada kandungan kafein yang lebih rendah dibandingkan kopi Robusta dari daerah lain. "Rasanya lebih lembut. Saya optimistis Kopi Banten bisa bersaing," tegas Agus. Hal ini menjadi poin penting dalam strategi pemasaran kopi Banten.
Ekspor Kopi Banten
Aan, Manajer Imah Kopi Banten, turut menambahkan bahwa produksi kopi mereka telah menembus pasar ekspor, salah satunya ke Malaysia. Ini menunjukkan kualitas dan daya saing kopi Banten di pasar internasional. Keberhasilan ekspor ini menjadi bukti nyata potensi ekonomi yang dimiliki oleh sektor perkebunan kopi di Banten.
Kesimpulan
Budidaya kopi di Banten, khususnya melalui Imah Kopi Banten, menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengembangkan ekowisata. Dengan kualitas kopi yang unggul dan strategi pemasaran yang tepat, kopi Banten siap bersaing di pasar nasional dan internasional. Dukungan pemerintah dan kolaborasi berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan pengembangan sektor ini.
Imah Kopi Banten bukan hanya sekadar tempat produksi kopi, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana sektor pertanian dapat diintegrasikan dengan sektor pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi pengembangan sektor pertanian lainnya di Banten.