BUMA GP Ansor: Pacu Lahirnya Industri Digital Indonesia
Menkominfo Meutya Hafid optimistis BUMA GP Ansor akan mendorong pertumbuhan industri digital di Indonesia, didukung integrasi AI dan komitmen Ansor dalam pengembangan SDM.

Jakarta, 30 April 2024 - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Meutya Hafid menyatakan keyakinannya bahwa Badan Usaha Milik Ansor (BUMA), perusahaan induk milik Gerakan Pemuda (GP) Ansor, akan menjadi pendorong utama lahirnya industri digital di Indonesia. Peresmian BUMA di Jakarta Pusat, Rabu lalu, menjadi saksi bisu optimisme tersebut. Pemerintah, melalui Menkominfo, melihat BUMA sebagai ekosistem penting yang dapat membantu melahirkan berbagai industri digital baru. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam berbagai kebijakan, termasuk percepatan investasi dan pemberdayaan masyarakat.
Menkominfo Meutya Hafid menekankan pentingnya peran BUMA dalam mempersiapkan masyarakat Indonesia menghadapi era digital yang semakin maju. "Dalam hal kepentingan teknologi, BUMA bisa menjadi ekosistem yang membantu melahirkan industri-industri digital di tanah air," katanya. Ia juga menambahkan bahwa pemerintah tengah berupaya mempersiapkan masyarakat Indonesia, baik dari segi infrastruktur maupun sumber daya manusia, untuk menghadapi perkembangan teknologi AI. Kemitraan strategis dengan berbagai pihak, termasuk GP Ansor melalui BUMA, dinilai krusial dalam upaya ini. "Kalau AI kan sudah terjadi, saat ini sudah masuk dan pemerintah tentu sedang mempersiapkan masyarakatnya, bagaimana secara infrastruktur dan sumber daya manusianya bisa siap. Dalam rangka mempersiapkan masyarakat, baik secara SDM maupun sebagai user, kita perlu bermitra dengan banyak sekali pihak termasuk GP Ansor khususnya Buma, yang akan terus kita libatkan untuk membantu percepatan tersebut," ujar Menkominfo.
Peresmian BUMA bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga menandai langkah besar GP Ansor dalam melampaui peran tradisionalnya. Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, menjelaskan bahwa BUMA terdiri dari 10 entitas perusahaan, salah satunya fokus pada teknologi informasi. Hal ini menunjukkan komitmen GP Ansor untuk berkontribusi lebih luas dalam pembangunan nasional, tidak hanya terbatas pada kegiatan keagamaan dan kaderisasi. BUMA juga telah mengintegrasikan teknologi satu data, mencakup sekitar delapan juta kader GP Ansor. Langkah ini menunjukkan komitmen GP Ansor dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.
BUMA: Ekosistem Digital dan Inovasi Berkelanjutan
Salah satu entitas BUMA bergerak di bidang teknologi informasi, bahkan CEO-nya masuk dalam daftar 100 CEO terbaik dunia untuk teknologi keamanan digital (cybersecurity). Hal ini menunjukkan kualitas dan kapabilitas sumber daya manusia yang dimiliki BUMA. Ke depannya, BUMA akan menerapkan sistem administrasi tanpa kertas (paperless) dan mengembangkan ekosistem amal usaha. Semua ini menunjukkan komitmen BUMA dalam mendorong transformasi digital di Indonesia.
CEO BUMA, Firmana Tri Andika, menegaskan bahwa BUMA dibangun dengan prinsip profesionalisme, akuntabilitas, dan inovasi berkelanjutan. Setiap anak perusahaan diarahkan untuk menerapkan standar manajemen modern dan berorientasi pada pasar global, tetap berlandaskan nilai-nilai Ansor, keadilan sosial, kebangsaan, dan kerakyatan. BUMA juga membuka peluang kerja sama strategis dengan berbagai pihak, termasuk mitra swasta, BUMN, dan komunitas global, dalam semangat kolaborasi untuk pertumbuhan bersama. "BUMA adalah wujud nyata semangat Ansor untuk mandiri, berdaya, dan berkontribusi. Kami mengundang semua pihak untuk bergabung dalam perjalanan ini, membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan," ujar Firman.
Dengan komitmen yang kuat dan visi yang jelas, BUMA GP Ansor siap memainkan peran penting dalam pengembangan industri digital Indonesia. Integrasi AI, fokus pada teknologi informasi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak akan menjadi kunci keberhasilan BUMA dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Langkah ini juga menunjukkan bahwa organisasi keagamaan dapat berperan aktif dalam pembangunan ekonomi dan kemajuan bangsa.
BUMA juga memiliki rencana untuk mengembangkan ekosistem amal usaha yang lebih luas dan modern. Integrasi teknologi satu data yang telah diterapkan menunjukkan komitmen BUMA dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi. Sistem administrasi tanpa kertas (paperless) juga akan diterapkan untuk mendukung efisiensi operasional.
Potensi dan Tantangan BUMA
Meskipun BUMA memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan industri digital Indonesia, tetap ada tantangan yang perlu dihadapi. Persaingan di industri digital sangat ketat, dan BUMA perlu memiliki strategi yang tepat untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar lainnya. Selain itu, BUMA juga perlu memastikan bahwa pengembangan industri digital dilakukan secara inklusif dan berkeadilan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih besar kepada BUMA agar dapat mencapai tujuannya. Dukungan tersebut dapat berupa kebijakan yang mendukung pengembangan industri digital, akses pendanaan, dan pelatihan bagi sumber daya manusia. Dengan dukungan yang memadai, BUMA diharapkan dapat menjadi pemain utama dalam industri digital Indonesia dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional.
Secara keseluruhan, peluncuran BUMA merupakan langkah strategis yang dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan industri digital di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah dan organisasi keagamaan seperti GP Ansor melalui BUMA dapat mempercepat transformasi digital dan menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkeadilan. Keberhasilan BUMA akan menjadi contoh bagi organisasi lain untuk turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi digital Indonesia.