CCCWS Fasilitasi Jalinan Peneliti Asia Selatan-Asia Tenggara untuk Kerja Sama Global South
China Center for Contemporary World Studies (CCCWS) baru-baru ini memfasilitasi dialog antara para peneliti Asia Selatan dan Asia Tenggara guna memperkuat kerja sama Selatan-Selatan menuju modernisasi yang inklusif.

Jakarta, 02 Mei 2025 (ANTARA) - China Center for Contemporary World Studies (CCCWS), sebuah lembaga di bawah naungan International Department of the Communist Party of China (IDCPC), telah berhasil mempertemukan para peneliti dari Asia Selatan dan Asia Tenggara dalam sebuah forum penting. Dialog bertajuk "Dialogue of Think-Tank Scholars of South and Southeast Asia for Global South Cooperation" ini berlangsung pada 18-25 April 2025 di Tiongkok. Pertemuan ini menandai langkah signifikan dalam memperkuat kerja sama Selatan-Selatan menuju modernisasi yang inklusif dan sesuai konteks masing-masing negara.
Kegiatan tersebut tidak hanya berupa diskusi akademis, tetapi juga mencakup kunjungan lapangan ke Chongqing. Para peserta berkesempatan menyaksikan langsung keberhasilan revitalisasi desa di wilayah otonomi etnis Miao dan Tujia di Pengshui. Model pembangunan yang diterapkan di sana mengintegrasikan pertanian, ekowisata, ekonomi digital, dan pelestarian budaya, menunjukkan pendekatan Tiongkok dalam pembangunan berbasis kearifan lokal dan inovasi teknologi.
Contoh nyata keberhasilan ini terlihat pada kunjungan ke Runxi Village (industri jamur), Zhangfeng Company (usaha perlebahan), dan Dongliu Village (desa e-commerce). Ketiga lokasi tersebut menjadi bukti nyata bagaimana Tiongkok menggabungkan potensi lokal dengan teknologi modern untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Hal ini menjadi poin penting dalam diskusi mengenai modernisasi di negara-negara Global South.
Pentingnya Kerja Sama Selatan-Selatan dan Semangat Jalur Rempah
Forum ini juga mencakup seminar dengan tema "Achievements of Chongqing in Practicing Xi Jinping Thought on Socialism with Chinese Characteristics for a New Era" dan "Global Insights in Advancing Modernization of the Global South." Para delegasi sepakat bahwa kerja sama yang dipromosikan Tiongkok, seperti melalui Belt and Road Initiative (BRI), membuka peluang baru untuk pembangunan yang tidak hanya berfokus pada infrastruktur, tetapi juga memperkuat konektivitas manusia dan pertukaran pengetahuan.
Dana Listiana, perwakilan Indonesia dari BRIN, menekankan pentingnya menghidupkan kembali semangat Jalur Rempah sebagai paradigma alternatif dalam memajukan kerja sama China-Global South. Menurutnya, "Jalur Rempah bukan sekadar narasi sejarah, tetapi refleksi identitas kawasan maritim yang telah sejak lama membangun konektivitas berbasis pertukaran budaya, pengetahuan, dan nilai-nilai saling menghormati." Beliau menambahkan bahwa revitalisasi narasi maritim ini dapat menjadi instrumen diplomasi budaya dan pembangunan kolektif yang lebih manusiawi dan berkeadilan.
Lebih lanjut, Dana Listiana menyatakan bahwa "model pembangunan di Global South tidak boleh hanya meniru Global North, tetapi harus berdasarkan sejarah kolektif dan ketahanan masing-masing kawasan." Sebagai peneliti dari Pusat Riset Kewilayahan BRIN, beliau mengusulkan kerja sama riset strategis dengan institusi mitra Tiongkok, termasuk CCCWS. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkaya studi kawasan, khususnya melalui Kelompok Riset Chinese Studies, Studi Asia Tenggara, Mekong, dan Asia Selatan.
Kesimpulan
Forum yang diselenggarakan CCCWS ini menjadi langkah penting dalam mendorong solidaritas negara-negara Selatan-Selatan. Dengan menggabungkan narasi sejarah bersama, pertukaran intelektual, dan pembangunan regional yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan budaya, forum ini diharapkan dapat menjadi model kerja sama yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. Kolaborasi antar peneliti dari berbagai negara menjadi kunci dalam menciptakan modernisasi yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara.