Cegah Longsor Susulan, Forkopimcam Lengkong Gelar Reboisasi di Sukabumi
Forkopimcam Lengkong, Sukabumi, Jawa Barat, bersama warga melakukan reboisasi untuk mencegah longsor susulan setelah bencana tanah longsor menutup akses jalan pada 6 Maret lalu.

Bencana tanah longsor yang terjadi di Kampung Wangun Sampora, Desa Lengkong, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis, 6 Maret 2024 lalu, telah menutup akses Jalan Provinsi Jawa Barat dan mengakibatkan jalan amblas. Untuk mencegah terjadinya longsor susulan, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Lengkong bersama warga setempat melakukan reboisasi pada Rabu, 26 Maret 2024. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak dan bertujuan untuk memulihkan lahan gundul serta mengamankan wilayah dari ancaman bencana serupa di masa mendatang.
Kapolsek Lengkong, AKP Bayu Sunarti, menjelaskan bahwa penanaman ratusan bibit pohon berbatang keras ini merupakan solusi tepat untuk mencegah longsor susulan. "Penanaman ratusan bibit pohon berbatang keras ini bertujuan untuk memulihkan kembali lahan gundul yang berada di Desa Lengkong, Kecamatan Lengkong tersebut serta mencegah terjadinya longsor susulan," ungkap AKP Bayu Sunarti di Sukabumi, Rabu.
Kegiatan reboisasi ini merupakan hasil rapat koordinasi antara Forkopimcam Lengkong, Perum Perhutani, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH), Perkebunan Wangun, dan warga setempat. Kondisi lahan yang gundul dinilai sangat rawan terhadap bencana longsor, sehingga reboisasi menjadi langkah strategis untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini.
Upaya Pencegahan Longsor Susulan di Sukabumi
Jenis bibit pohon yang ditanam dalam kegiatan reboisasi ini beragam, antara lain akasia, mani’i, mahoni, jambu, dan nangka. Pemilihan jenis pohon tersebut didasarkan pada pertimbangan kekuatan akar yang mampu menahan tanah dan juga manfaatnya bagi warga sekitar. Pohon jambu dan nangka, misalnya, dipilih karena selain akarnya kuat, buahnya juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Bibit pohon yang digunakan merupakan bantuan dari berbagai pihak, termasuk Perum Perhutani, masyarakat, dan berbagai lembaga lainnya. Hal ini menunjukkan tingginya kepedulian dan dukungan dari berbagai elemen masyarakat terhadap upaya pencegahan bencana longsor di wilayah tersebut. Kerja sama yang solid ini menjadi faktor penting dalam keberhasilan program reboisasi.
Setelah penanaman, bibit pohon akan terus dipantau pertumbuhannya agar dapat tumbuh dengan baik dan tidak mati. Hal ini penting untuk memastikan keberhasilan program reboisasi dalam jangka panjang dan mencegah terjadinya longsor susulan di masa mendatang. Perawatan pasca penanaman menjadi bagian penting dari kesuksesan program ini.
Dukungan Berbagai Pihak dalam Reboisasi
Kegiatan reboisasi ini tidak hanya melibatkan Forkopimcam Lengkong, tetapi juga dihadiri oleh perwakilan dari KPH, Perkebunan Wangun, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), dan masyarakat setempat. Keikutsertaan berbagai pihak ini menunjukkan komitmen bersama dalam upaya pelestarian lingkungan dan pencegahan bencana. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam keberhasilan program ini.
AKP Bayu Sunarti berharap, dengan adanya reboisasi, lahan yang semula gersang dan gundul akan kembali hijau dan asri. Ia juga berharap agar reboisasi ini dapat mencegah terjadinya longsor di kemudian hari. Keberhasilan program reboisasi ini akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Kegiatan reboisasi ini menjadi contoh nyata sinergi antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana. Dengan menanam pohon, diharapkan dapat memulihkan ekosistem, mencegah erosi tanah, dan melindungi wilayah dari ancaman longsor di masa mendatang. Semoga kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam upaya pencegahan bencana serupa.
Kesimpulannya, reboisasi di Kampung Wangun Sampora merupakan langkah penting dalam upaya pencegahan bencana longsor susulan. Kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini, dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi ancaman bencana serupa.