China Ingin AS Bijak Terapkan Tarif Dagang
Pemerintah China berharap AS tidak terburu-buru menerapkan tarif dagang baru karena kerjasama ekonomi kedua negara saling menguntungkan dan penting bagi pertumbuhan ekonomi global.

Beijing, 21 Januari 2025 - Pemerintah China berharap Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mempertimbangkan matang-matang rencana penerapan tarif dagang. Hal ini disampaikan menyusul rencana Trump untuk mengenakan tarif baru, mengingat hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara selama ini saling menguntungkan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menekankan pentingnya hubungan ekonomi yang sehat dan stabil antara kedua negara. Menurutnya, ini merupakan kepentingan mendasar bagi China dan AS. Pernyataan ini disampaikan Guo dalam konferensi pers di Beijing, Selasa.
Presiden Trump sebelumnya mengumumkan rencana pengenaan tarif 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko, efektif 1 Februari 2025. Pengumuman ini disampaikan setelah Trump menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval.
Guo Jiakun menambahkan bahwa hubungan ekonomi yang baik antara China dan AS juga sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi global. China, katanya, siap untuk terus menjalin komunikasi dan dialog dengan AS, berpedoman pada prinsip saling menghormati dan kerja sama yang saling menguntungkan.
Lebih lanjut, China berharap AS mau bekerja sama untuk mendorong pertumbuhan perdagangan bilateral yang stabil dan berkelanjutan. Meskipun terdapat perbedaan dan gesekan, kedua negara memiliki banyak kepentingan bersama dan potensi kerja sama yang besar. China menilai pentingnya dialog dan koordinasi untuk mencapai tujuan tersebut.
Selama kampanye pemilihan presiden, Trump sempat menjanjikan tarif tinggi untuk barang impor, termasuk produk dari China. Namun, pada hari pertama masa jabatannya, Trump hanya menginstruksikan timnya untuk menyelidiki praktik perdagangan tidak adil secara global dan memastikan kepatuhan China terhadap kesepakatan yang telah ada.
Dalam pernyataannya, Trump mengkritik Kanada terkait masalah imigrasi dan penyelundupan narkoba. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, sempat memperingatkan bahwa tarif baru akan berdampak pada harga barang bagi warga AS. Trump mengklaim telah berkomunikasi dengan Trudeau terkait hal ini.
Kesimpulannya, China berharap AS dapat bertindak bijak dalam menerapkan kebijakan tarif dagang, mengingat pentingnya hubungan ekonomi bilateral dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global. Komunikasi dan dialog yang konstruktif dianggap krusial untuk mengatasi perbedaan dan memperkuat kerja sama antara kedua negara.