China Kecam Pernyataan Bersama AS, Jepang, dan Korsel Soal Indo-Pasifik
Kementerian Luar Negeri China melontarkan kritik keras terhadap pernyataan bersama AS, Jepang, dan Korsel terkait Indo-Pasifik, menekankan penolakan terhadap campur tangan dalam urusan dalam negeri China dan mendesak penghormatan terhadap prinsip Satu Chi

Beijing, 18 Februari 2024 - Ketegangan geopolitik kembali memanas setelah Kementerian Luar Negeri China (KLM) melayangkan kecaman keras terhadap pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan. Pernyataan tersebut, yang dirilis usai pertemuan ketiga Menlu di Munich, Jerman, pada 15 Februari, menyoroti keprihatinan bersama terkait situasi di kawasan Indo-Pasifik, khususnya Laut China Selatan dan Selat Taiwan.
Reaksi Keras China
Juru bicara KLM China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (17 Februari), menyatakan penolakan tegas terhadap apa yang disebutnya sebagai upaya pembentukan kelompok-kelompok kecil untuk mencampuri urusan dalam negeri China. "Kami dengan tegas menentang upaya negara-negara terkait untuk membentuk kelompok-kelompok kecil guna mencampuri urusan dalam negeri China, menyerang dan merusak nama China, serta memicu konfrontasi dan permusuhan. Kami telah mengajukan protes serius kepada negara-negara terkait," tegas Guo.
Pernyataan tersebut dinilai sebagai serangan langsung terhadap pernyataan bersama AS, Jepang, dan Korsel yang menekankan komitmen mereka terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, serta penegakan hukum internasional. Ketiga negara tersebut juga menyatakan keprihatinan atas upaya sepihak untuk mengubah status quo di Laut China Selatan dan Selat Taiwan.
Pernyataan Bersama dan Isu Taiwan
Pernyataan bersama ketiga negara tersebut secara khusus membahas situasi di Selat Taiwan, menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut. Mereka mendorong penyelesaian masalah lintas Selat secara damai dan menentang segala upaya untuk memaksakan perubahan status quo secara sepihak. Pernyataan tersebut juga menyatakan dukungan bagi partisipasi Taiwan yang berarti dalam organisasi internasional.
China, melalui Guo Jiakun, menganggap pernyataan tersebut sebagai intervensi dalam urusan internalnya. "Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wilayah China. Masalah Taiwan murni merupakan urusan dalam negeri China, yang tidak menoleransi campur tangan eksternal," tegasnya. Ia menekankan pentingnya prinsip 'Satu China' dan menentang separatisme 'kemerdekaan Taiwan'.
Seruan untuk Dialog dan Penolakan Mentalitas Perang Dingin
Guo Jiakun juga menyerukan kepada negara-negara terkait untuk menghormati upaya negara-negara di kawasan untuk perdamaian dan stabilitas. Ia meminta agar pihak-pihak terkait meninggalkan mentalitas Perang Dingin, berhenti menciptakan konfrontasi blok, dan berhenti memicu ketegangan di kawasan. "Kunci untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan terletak pada kepatuhan terhadap prinsip 'Satu China' dan dengan tegas menentang separatisme 'kemerdekaan Taiwan'," tambahnya.
Meskipun demikian, Guo Jiakun memastikan bahwa China tetap berkomitmen untuk menangani perbedaan melalui dialog dan konsultasi. "China akan dengan tegas menjaga kedaulatan teritorial dan hak serta kepentingan maritim, dan sementara itu, tetap berkomitmen untuk menangani perbedaan dengan benar melalui dialog dan konsultasi dengan negara-negara terkait," ujarnya.
Komitmen Trilateral AS, Jepang, dan Korsel
Di sisi lain, pernyataan bersama AS, Jepang, dan Korsel juga menekankan komitmen bersama mereka terhadap keselamatan, keamanan, dan kemakmuran ketiga negara dan kawasan Indo-Pasifik. Ketiga negara berjanji untuk mengambil tindakan tegas untuk melawan ancaman, meningkatkan ketahanan ekonomi dan memajukan kepentingan bersama. Pernyataan ini menunjukkan semakin eratnya kerja sama trilateral dalam menghadapi tantangan keamanan regional.
Situasi ini menunjukkan meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik. Pernyataan bersama AS, Jepang, dan Korsel, serta reaksi keras dari China, menunjukkan betapa kompleks dan sensitifnya isu-isu regional, khususnya terkait Laut China Selatan dan Selat Taiwan.