Dana Desa Bintan: Dorong Perekonomian Lokal Lewat BUMDes
Dinas PMD Bintan mendorong agar Dana Desa lebih banyak berputar di tingkat desa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengembangan BUMDes dan kerjasama dengan sektor pendidikan, memanfaatkan e-katalog LKPP.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Bintan, Firman Setyawan, menekankan pentingnya perputaran Dana Desa di tingkat desa untuk menggenjot perekonomian lokal. Pernyataan ini disampaikan pada Senin, 28 Januari di Bintan, Kepulauan Riau. Firman menegaskan arahan pemerintah pusat agar dana desa tidak mengalir ke luar daerah, melainkan berdampak langsung bagi masyarakat desa.
Dinas PMD Bintan, sebagai fasilitator, fokus meningkatkan strategi pemberdayaan masyarakat. Upaya ini bertujuan agar sumber daya ekonomi yang ada di desa tetap berada dan berkembang di lingkungan desa itu sendiri. Salah satu contoh suksesnya strategi ini terlihat di Desa Mapur. BUMDes setempat berhasil membangun program ketahanan pangan berbasis peternakan ayam petelur.
BUMDes Desa Mapur kini mampu memenuhi kebutuhan telur ayam warga desa. Produksi telur mencapai sekitar enam karton per hari, dijual langsung ke masyarakat. Hal ini mengurangi ketergantungan pada pasokan telur dari Kijang. Jika model ini diterapkan di seluruh desa, perputaran uang di tingkat desa akan meningkat pesat, berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Kerja Sama Antar Sektor
Dinas PMD Bintan juga berupaya menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan. Tujuannya adalah agar sekolah-sekolah menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membeli kebutuhan dari BUMDes setempat. Langkah ini akan semakin mengoptimalkan perputaran dana di desa.
BUMDes memiliki peluang besar untuk memasok kebutuhan sekolah. Dengan menyediakan barang-barang yang dibutuhkan satuan pendidikan, dana BOS akan tetap berputar di dalam desa. Kemudahan akses pemasaran juga terbuka melalui e-katalog LKPP, yang memungkinkan pemerintah membeli produk BUMDes secara digital. Ini merupakan peluang emas bagi BUMDes untuk meningkatkan perekonomian desa.
Dana Desa dan Potensi Ekonomi
Pada tahun 2025, total Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) untuk 36 desa di Bintan mencapai Rp129,79 miliar. Sumber dana tersebut berasal dari Alokasi Dana Desa (ADD), Dana Desa (DD), Bagi Hasil Pajak Retribusi Daerah (BHPRD), dan Bantuan Keuangan Khusus (BKK). Dengan pengelolaan yang tepat, dana ini berpotensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Dengan memanfaatkan potensi BUMDes dan kerjasama antar sektor, pemerintah daerah berupaya memastikan Dana Desa benar-benar memberikan dampak nyata bagi peningkatan perekonomian masyarakat desa. E-katalog LKPP menjadi salah satu kunci untuk memperluas akses pasar bagi produk-produk unggulan dari desa.