Deportasi WNA Turki di Depok: Overstay Izin Tinggal
WNA Turki dideportasi dari Indonesia setelah tujuh hari ditahan di Depok karena melanggar izin tinggal, overstay selama lebih dari enam bulan.

Seorang warga negara asing (WNA) asal Turki, berinisial AC, baru-baru ini dideportasi dari Indonesia. Ia telah ditahan selama tujuh hari di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Depok, Jawa Barat, karena pelanggaran imigrasi. Penangkapan AC terjadi pada awal Januari 2025 di sebuah apartemen di Depok, saat petugas imigrasi melakukan pengawasan rutin.
Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Depok, Dody Saputra, menjelaskan bahwa AC ditemukan tengah bersantai di lobi apartemen tersebut. Penyelidikan lebih lanjut mengungkap pelanggaran yang dilakukan AC. Ternyata, ia telah melebihi masa berlaku izin tinggalnya di Indonesia.
AC awalnya masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta pada 24 Mei 2024. Ia memiliki izin tinggal kunjungan selama 30 hari untuk tujuan wisata. Izin tinggal tersebut berakhir pada 25 Juni 2024. Namun, AC tetap tinggal di Indonesia hingga lebih dari enam bulan kemudian, hingga akhirnya terdeteksi petugas imigrasi.
Berdasarkan pemeriksaan, AC terbukti melanggar Pasal 78 ayat 3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Undang-undang ini mengatur tentang sanksi bagi WNA yang overstay, yaitu deportasi. Oleh karena itu, AC dideportasi kembali ke negara asalnya.
"WNA tersebut telah kami kembalikan ke negara asalnya sebagai tindak lanjut dari pelanggaran keimigrasian yang dilakukan," tegas Dody Saputra. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi seluruh WNA yang berada di Indonesia untuk selalu mematuhi peraturan keimigrasian yang berlaku.
Pihak Imigrasi Depok menekankan pentingnya kepatuhan terhadap aturan keimigrasian. Hal ini untuk menghindari sanksi hukum, seperti deportasi yang dialami oleh AC. Petugas imigrasi secara rutin melakukan pengawasan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang ada.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya pengawasan imigrasi yang ketat. Deportasi AC menunjukkan komitmen Indonesia dalam menegakkan aturan keimigrasian dan menjaga keamanan negara. Proses deportasi dilakukan sesuai prosedur hukum yang berlaku di Indonesia.