Dokter Bantah Hoaks: Tablet Tambah Darah (TTD) Tak Sebabkan Mandul
Seorang dokter dari UNICEF Aceh membantah hoaks yang beredar terkait tablet tambah darah (TTD) yang disebut menyebabkan mandul dan menjelaskan manfaatnya bagi kesehatan remaja putri.
Banda Aceh, 7 Februari 2024 - Sebuah kabar bohong atau hoaks yang beredar di Aceh telah membuat khawatir banyak orang. Kabar tersebut menyatakan bahwa Tablet Tambah Darah (TTD) dapat menyebabkan kemandulan. Namun, kabar tersebut telah dibantah oleh dr. Natasya Phebe, Nutrition Officer UNICEF Perwakilan Aceh.
Dalam sebuah pernyataan di Banda Aceh, Jumat lalu, dr. Natasya menegaskan bahwa TTD bukanlah obat, melainkan suplemen. Ia menjelaskan bahwa TTD berfungsi untuk mencegah anemia, yang berisiko tinggi terjadi pada remaja putri karena kehilangan darah saat menstruasi. "Khusus di Aceh berkembang hoaks kalau TTD itu bisa sebabkan mandul, itu tidak benar karena dia bukan obat tetapi suplemen," tegasnya.
Mitos dan Fakta Seputar TTD
Berbagai kesalahpahaman mengenai TTD telah beredar luas. Salah satu mitos yang paling umum adalah anggapan bahwa TTD menyebabkan kemandulan. Dr. Natasya dengan tegas membantah hal ini. Ia juga menjelaskan beberapa efek samping yang sering dikaitkan dengan TTD, seperti tinja berwarna hitam dan mual. "Tinja yang berwarna hitam setelah mengonsumsi TTD merupakan hal yang normal, karena warna alami zat besi," jelasnya. Mual, menurutnya, hanya terjadi jika TTD dikonsumsi tanpa sarapan. "Harus ada edukasi sarapan dulu terutama saat minum TTD," tambahnya.
Lebih lanjut, dr. Natasya menekankan pentingnya konsumsi TTD secara rutin. Ini bukan sekadar program pemerintah, tetapi investasi kesehatan jangka panjang. "Terutama remaja perempuan ke depan akan menjadi calon ibu. Kalau calon ibu mengalami anemia maka ke depan ada risiko yang fatal. Pertama, risiko pendarahan hingga meninggal dan kedua melahirkan bayi dengan kondisi cacat,” katanya.
Rendahnya Konsumsi TTD di Aceh
Sayangnya, masih banyak remaja putri di Aceh yang belum memahami manfaat TTD. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa 52,1 persen remaja putri di Aceh tidak mengonsumsi TTD karena tidak tahu manfaatnya. Sebanyak 16,8 persen lainnya merasa tidak perlu atau tidak bermanfaat, sementara 13 persen tidak mendapatkan TTD dari petugas kesehatan. Alasan lain meliputi rasa dan bau yang tidak enak (4,4 persen), anggapan sebagai obat (4 persen), dan efek samping (2,7 persen).
Edukasi yang Lebih Masif
Dr. Natasya berharap edukasi yang lebih masif dapat menghilangkan stigma negatif dan kesalahpahaman seputar TTD. "Kita perlu membangun pemahaman bahwa mengonsumsi TTD bukan hanya untuk kesehatan remaja saat ini, tetapi juga untuk masa depan mereka dan anak-anak mereka kelak," tutupnya. Dengan demikian, pentingnya edukasi dan informasi yang akurat sangat krusial untuk memastikan remaja putri di Aceh mendapatkan manfaat penuh dari TTD dan terhindar dari anemia.
Kesimpulan
Kesimpulannya, pernyataan dr. Natasya Phebe telah meluruskan kesalahpahaman yang beredar di masyarakat Aceh mengenai TTD. TTD terbukti aman dan bermanfaat untuk mencegah anemia pada remaja putri, dan tidak menyebabkan kemandulan. Edukasi yang lebih luas dan komprehensif sangat penting untuk memastikan manfaat TTD dapat diakses oleh seluruh remaja putri di Aceh.