DPD RI Desak OJK Perkuat Edukasi Keuangan Digital di Sumut
Komisi IV DPD RI meminta OJK Sumut gencarkan edukasi keuangan digital, terutama soal pinjaman online, agar masyarakat lebih bijak dan terhindar dari jerat utang.
Medan, 20 Januari 2025 - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Utara (Sumut) untuk meningkatkan edukasi keuangan masyarakat terkait pinjaman online. Hal ini disampaikan Ketua Komisi IV DPD RI, Ahmad Nawardi, usai kunjungan kerja di Medan. Keprihatinan ini muncul karena banyaknya masyarakat yang terjerat pinjaman online tanpa memahami pengelolaan keuangan yang baik.
Nawardi menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan agar warga Sumut mampu memahami seluk-beluk pinjaman daring. Menurutnya, upaya OJK Sumut patut diapresiasi. Data menunjukkan, sepanjang tahun 2024, OJK Sumut telah menggelar 345 program literasi keuangan yang diikuti lebih dari 205.000 peserta dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk santri, petani, dan guru.
Namun, Nawardi menilai, perlu penguatan strategi edukasi. Banyak masyarakat yang menggunakan pinjaman online bukan untuk investasi atau usaha produktif, melainkan untuk menutupi kebutuhan konsumtif. Hal ini menyebabkan siklus utang yang berbahaya, ibarat ‘gali lubang tutup lubang’. Kondisi ini diperparah oleh minimnya pemahaman pengelolaan keuangan.
OJK telah menetapkan sejumlah persyaratan untuk pinjaman online, misalnya usia minimal 18 tahun, berpenghasilan minimal Rp3 juta per bulan, dan memiliki pekerjaan tetap atau keluarga. Bahkan, OJK juga mulai membatasi akses pinjaman online bagi mahasiswa. Langkah ini bertujuan untuk meminimalisir risiko kredit macet.
Bagi yang terjerat pinjaman online dan mengalami kesulitan, Nawardi menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan OJK. Pihak OJK siap membantu mencari solusi melalui mediasi dan restrukturisasi utang, demi kesejahteraan kedua belah pihak, peminjam dan pemberi pinjaman.
Edukasi keuangan digital menjadi kunci utama. Dengan pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan, masyarakat dapat terhindar dari jerat pinjaman online yang berisiko. Oleh karena itu, kerja sama yang erat antara OJK dan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan dan masyarakat sipil, sangatlah penting dalam mewujudkan literasi keuangan yang menyeluruh.
Ke depannya, perlu adanya inovasi dan strategi yang lebih kreatif dalam menyampaikan edukasi keuangan digital. Hal ini penting untuk memastikan informasi sampai kepada seluruh lapisan masyarakat di Sumatera Utara, khususnya bagi mereka yang rentan terjerat pinjaman online.