DPR Dorong Pemanfaatan UMKM dalam Rantai Pasok Industri Kapal Nasional
Anggota Komisi VII DPR, Siti Mukaromah, mendorong peningkatan peran UMKM dalam rantai pasok industri kapal di Indonesia, guna meningkatkan perekonomian nasional dan mengatasi kendala impor bahan baku.
Anggota DPR mendorong peran UMKM dalam industri maritim Indonesia. Anggota Komisi VII DPR RI, Siti Mukaromah, baru-baru ini menyoroti pentingnya peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam rantai pasok industri kapal di Indonesia. Dalam kunjungan kerja ke PT Marina Bahagia di Palembang, Sumatera Selatan, ia menekankan perlunya memaksimalkan potensi UMKM untuk mendukung industri strategis ini.
Kunjungan tersebut dilakukan pada Kamis, 6 Februari 2024. Selain membahas produksi, ketenagakerjaan, dan penjualan, kunjungan ini juga mengungkap kendala yang dihadapi PT Marina Bahagia, yaitu kesulitan impor bahan baku. Hal ini berdampak pada kualitas produksi dan perbaikan kapal.
Peran Strategis Industri Kapal dan UMKM
Siti Mukaromah, atau yang akrab disapa Erma, menjelaskan bahwa industri kapal merupakan sektor vital bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemanfaatan UMKM sebagai pemasok komponen kapal perlu dioptimalkan. Dengan melibatkan UMKM, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan sekaligus memberdayakan ekonomi lokal.
Lebih lanjut, Erma juga menekankan pentingnya peran industri kapal dalam mobilitas penduduk dan logistik nasional. Industri ini menjadi tulang punggung konektivitas antar pulau, khususnya dalam menunjang distribusi barang dan jasa, termasuk bagi para pelaku UMKM itu sendiri. Hal ini menunjukkan sinergi yang kuat antara industri besar dan UMKM.
Kendala Impor dan Solusi Pemerintah
Salah satu kendala utama yang dihadapi PT Marina Bahagia adalah kesulitan dalam mengimpor bahan baku. Kondisi ini tentu menghambat peningkatan kualitas produksi dan daya saing industri kapal nasional. Oleh karena itu, Erma mendesak pemerintah untuk memberikan perhatian serius terhadap permasalahan ini dan mencari solusi yang tepat.
Pemerintah perlu merumuskan kebijakan yang mendukung kemandirian industri kapal, salah satunya dengan mendorong penggunaan produk dalam negeri dan memberikan insentif bagi UMKM yang berperan sebagai pemasok komponen kapal. Dengan begitu, industri kapal nasional dapat lebih berdaya saing dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Apresiasi dan Contoh Kolaborasi Sukses
Erma mengapresiasi kontribusi PT Marina Bahagia dalam mendukung konektivitas dan mobilitas di Indonesia, khususnya di wilayah Papua. Sebagai contoh, PT Marina Bahagia berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam membangun kapal serbaguna yang beroperasi di sungai-sungai di Papua. Kapal ini berperan penting dalam pengangkutan BBM, alat berat, dan logistik lainnya.
Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana industri kapal dapat berkontribusi pada pembangunan daerah terpencil. Dengan melibatkan UMKM dalam rantai pasok, dampak positifnya akan semakin meluas, mencakup pemberdayaan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
Kesimpulan: Pentingnya Sinergi untuk Kemajuan Industri Kapal
Kesimpulannya, peningkatan peran UMKM dalam industri kapal merupakan langkah krusial untuk memperkuat perekonomian nasional. Dengan mengatasi kendala impor dan mendorong kolaborasi yang lebih erat antara industri besar dan UMKM, Indonesia dapat memiliki industri maritim yang lebih kuat, mandiri, dan berdaya saing di kancah internasional. Pemerintah perlu mengambil peran aktif dalam memfasilitasi hal ini, guna mencapai tujuan tersebut.
Pemanfaatan potensi UMKM tidak hanya akan meningkatkan efisiensi dan daya saing industri kapal, tetapi juga akan berkontribusi pada pemerataan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.