DPR Usul Infrastruktur Serap Surplus Semen, Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Anggota DPR Novita Hardini mengusulkan pembangunan infrastruktur untuk menyerap kelebihan produksi semen, mendorong hilirisasi, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Jakarta, 24 Januari 2024 - Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, mengusulkan peningkatan investasi infrastruktur untuk menyerap kelebihan produksi semen dalam negeri. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Usulan ini muncul di tengah tantangan yang dihadapi sektor semen, yang masih belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam sistem hilirisasi.
Saat ini, sektor semen menghadapi tantangan over kapasitas produksi. Akibatnya, harga jual semen menjadi rendah, membatasi kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi. "Kelebihan kapasitas produksi semen menyebabkan penjualan dengan harga murah. Tanpa hilirisasi yang jelas, kontribusi sektor semen terhadap pertumbuhan ekonomi tidak optimal," ujar Novita di Jakarta, Jumat lalu. Ia menekankan pentingnya hilirisasi untuk meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Novita menjelaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi 8 persen (Astacita) membutuhkan komitmen dan terobosan strategis pemerintah, khususnya dalam mendorong sektor manufaktur yang berkelanjutan. Dengan keterbatasan anggaran negara, ia menyarankan alternatif pendanaan, seperti kolaborasi antar sektor, untuk mendukung pengembangan industri, pendidikan vokasi, dan IKM. Hal ini penting guna meningkatkan kualitas pertumbuhan manufaktur di daerah.
Meskipun mengakui tantangan pengurangan anggaran, Novita menekankan pentingnya mencari solusi kreatif. Kolaborasi lintas sektor dan pendanaan alternatif dinilai krusial untuk memastikan hilirisasi tetap berjalan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Ia berharap pemerintah memprioritaskan penguatan hilirisasi dan pengembangan industri berkelanjutan demi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Penguatan hilirisasi industri dan pemberdayaan sektor manufaktur masih menjadi tantangan besar untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Novita menyoroti penurunan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB, dari 22 persen menjadi 21 persen sejak 2022. "Penurunan ini menunjukkan perlunya langkah konkret untuk mendorong sektor manufaktur agar kembali menjadi penggerak utama perekonomian," tegasnya. Ia berharap usulannya dapat menjadi solusi bagi permasalahan ini.
Intinya, pembangunan infrastruktur yang masif menjadi kunci. Dengan menyerap kelebihan produksi semen, ekonomi nasional diharapkan dapat terdongkrak. Pembukaan lapangan kerja juga menjadi dampak positif yang diharapkan dari solusi ini. Pemerintah perlu segera mempertimbangkan usulan ini untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan.
Kesimpulannya, peningkatan investasi infrastruktur dinilai sebagai solusi untuk mengatasi kelebihan kapasitas produksi semen, mendorong hilirisasi, serta meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kolaborasi dan inovasi dalam pendanaan juga dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan strategi ini.