DPRD Babel Soroti Tata Kelola Timah yang Bermasalah dan Mendesak Perbaikan
Anggota DPRD Babel, Syarifah, menyoroti tata kelola timah yang bermasalah dan mendesak perbaikan untuk kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.

Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Syarifah, menyampaikan keprihatinannya terhadap tata kelola timah di wilayahnya. Ia menilai tata kelola dan tata niaga timah di Bangka Belitung perlu segera diperbaiki untuk menghindari masalah yang lebih besar. Saran ini muncul di tengah isu kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan yang tidak berkelanjutan.
Syarifah menekankan pentingnya perubahan dalam pengelolaan timah, mengingat potensi ekonomi timah yang masih menjadi andalan masyarakat Bangka Belitung. Kasus korupsi tata niaga timah senilai lebih dari Rp200 triliun yang sempat viral, menjadi salah satu alasan utama mengapa perbaikan mendesak dilakukan.
Sebagai anggota Pansus Tata Niaga dan Tata Kelola Timah DPRD Babel, Syarifah mendorong adanya perubahan yang signifikan. Tujuannya adalah untuk memastikan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan. DPRD Babel mendorong agar adanya perubahan dan perbaikan terhadap tata kelola dan tata niaga timah di daerah itu demi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.
Evaluasi Tata Kelola Timah di Bangka Belitung
Syarifah menyoroti bahwa ekonomi masyarakat Bangka Belitung saat ini masih sangat bergantung pada timah. Potensi ekonomi timah memang menjadi andalan dalam menggerakkan roda perekonomian daerah. Namun, ketergantungan ini juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan.
"Kita harus mengakui faktanya pada hari ini ekonomi masyarakat Bangka Belitung masih sangat tergantung dengan timah," ujar Syarifah. Ia mengajak masyarakat untuk mulai melirik potensi ekonomi lain di luar timah. Diversifikasi ekonomi dianggap penting untuk mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam.
Lebih lanjut, Syarifah menekankan perlunya menjaga kelestarian lingkungan. Dampak kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan timah harus menjadi perhatian utama. Keberlanjutan lingkungan menjadi kunci untuk masa depan Bangka Belitung.
Dorongan Hilirisasi Industri Timah
Syarifah mendorong pembangunan industri hilirisasi bijih timah di Bangka Belitung. Industri ini dapat dikelola oleh PT Timah atau investor swasta. Dengan adanya hilirisasi, hasil kekayaan daerah berupa bijih timah tidak perlu dikirim ke luar daerah, tetapi dapat diolah di dalam daerah.
"Sehingga bijih timah tersebut bisa diolah menjadi bahan setengah jadi di sini. Kami sangat berharap agar ada dari PT Timah sendiri atau investor lain yang bisa membangun industri hilirisasi timah di Bangka Belitung," katanya.
Menurutnya, industri hilirisasi timah dapat dibangun di beberapa kawasan industri seperti Suge (Belitung), Aik Kelik (Belitung Timur), dan Sadai (Bangka Selatan). Pembangunan industri ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi daerah dan menciptakan lapangan kerja baru.
Pemerintah dan pihak terkait diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki tata kelola timah di Bangka Belitung. Perbaikan ini penting untuk memastikan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan, serta kesejahteraan masyarakat.