DPRD Bali Desak PLN Beri Kompensasi Dampak Mati Listrik, Prioritaskan UMKM!
DPRD Bali mendesak PLN memberikan kompensasi kepada warga terdampak mati listrik, khususnya UMKM, dan mendorong kemandirian energi di Bali.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali mendesak PT PLN (Persero) untuk memberikan kompensasi kepada masyarakat Bali, terutama pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang terdampak oleh pemadaman listrik total (blackout) yang terjadi pada Jumat, 2 Mei lalu. Ketua Komisi II DPRD Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih, menyatakan bahwa permintaan maaf saja tidak cukup untuk mengatasi kerugian yang dialami masyarakat.
Agung Bagus menjelaskan bahwa pemadaman listrik selama lebih dari 10 jam telah menyebabkan kerugian signifikan, terutama bagi sektor pariwisata dan UMKM. Banyak pelaku UMKM tidak memiliki genset sebagai sumber daya listrik cadangan, sehingga terpaksa menutup usaha mereka selama pemadaman. Kondisi ini diperparah karena pemadaman terjadi saat Penampahan Hari Raya Kuningan, ketika umat Hindu di Bali sedang mempersiapkan perlengkapan persembahyangan.
Selain itu, pemadaman listrik juga menyebabkan kemacetan lalu lintas karena lampu lalu lintas tidak berfungsi, serta merugikan masyarakat yang memiliki hobi memelihara ikan koi karena ikan-ikan tersebut mati akibat kekurangan oksigen. DPRD Bali menekankan bahwa masyarakat Bali selama ini setia menggunakan listrik dari PLN, sehingga sudah seharusnya PLN bertanggung jawab atas kerugian yang dialami.
Kompensasi untuk Masyarakat Terdampak
DPRD Bali meminta PLN untuk segera mengganti kerugian yang dialami masyarakat akibat pemadaman listrik. Agung Bagus menyoroti dampak yang sangat dirasakan oleh UMKM karena tidak memiliki genset. "UMKM ini lebih terdampak daripada usaha-usaha menengah atas karena mereka tidak punya genset, warung-warung harus tutup, rumah-rumah juga susah, yang punya genset hanya kalangan menengah ke atas," ujarnya.
Selain itu, pemadaman listrik juga berdampak pada masyarakat yang baru berbelanja bulanan, menyebabkan makanan di kulkas menjadi basi. Agung Bagus menambahkan, "Kejadian mati listrik juga terjadi awal bulan dimana rata-rata masyarakat baru belanja bulanan di pasar atau supermarket, jadi satu kulkas basi, mungkin teman-teman di ruangan ini bisa beli lagi tapi kalau masyarakat menengah ke bawah ini bagaimana?"
Ketua Komisi III DPRD Bali, Nyoman Suyasa, mendorong kemandirian energi di Bali sebagai solusi jangka panjang. Ia menyatakan bahwa rencana kemandirian energi telah ada sejak lima tahun lalu, namun belum terealisasi. "Ini sudah dari 5 tahun rencana tentang kemandirian energi di Bali, cuma belum bisa jalan, sekarang baru terjadi blackout, baru ada pemikiran lagi, baru ngeh Bali itu harus mandiri di bidang energi," ujarnya.
Suyasa menyarankan agar PLN dan Pemerintah Provinsi Bali segera mengoptimalkan energi terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), untuk mencapai kemandirian energi di Pulau Dewata.
Respon PLN Terhadap Tuntutan Kompensasi
Menanggapi permintaan DPRD Bali, Senior Manager Distribusi PLN UID Bali, I Putu Eka Astawa, memastikan bahwa pihaknya akan memberikan kompensasi atas kejadian pemadaman listrik tersebut. Ia menjelaskan bahwa kompensasi akan diberikan dalam bentuk pengurangan tagihan listrik pelanggan.
"Sebetulnya bahasanya itu bukan ganti rugi tapi kompensasi, apakah nanti akan dua kali (lebih murah) dari biaya beban atau tiga kali itu nanti ada mekanismenya melalui tagihan yang akan dibayarkan oleh pelanggan," ujar Putu Eka.
PLN akan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk menyesuaikan data pelanggan yang terdampak pemadaman beserta durasinya. Kompensasi akan diberikan secara langsung melalui tagihan listrik pelanggan, biasanya dalam waktu satu atau dua bulan setelah kejadian.
"Nanti akan kita eksekusi secara langsung, biasanya 1 atau 2 bulan setelah kejadian, jadi bukan diskon tapi kompensasi di tagihan," kata Putu Eka.
DPRD Bali berharap kompensasi ini dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak pemadaman listrik, serta mendorong PLN untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik di Bali.