Deklarasi FRI dan MRPTNI: Perguruan Tinggi Perkuat Peran dalam Pemberdayaan Masyarakat Nasional
Forum Rektor Indonesia (FRI) dan MRPTNI mendeklarasikan komitmen memperkuat peran perguruan tinggi dalam agenda nasional pemberdayaan masyarakat. Simak inisiatifnya!

Forum Rektor Indonesia (FRI) dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) secara resmi menyatakan dukungan penuh terhadap agenda nasional terkait pemberdayaan masyarakat. Deklarasi ini merupakan langkah strategis dalam mengoptimalkan kontribusi perguruan tinggi bagi pembangunan bangsa.
Ketua MRPTNI sekaligus Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Profesor Eduart Wolok, di Gorontalo, Minggu, memimpin deklarasi komitmen bersama ini. Seluruh rektor dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia bertekad menjadi bagian integral dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Inisiatif ini dilandasi semangat gotong royong dan tanggung jawab akademik serta moral kebangsaan. Ini juga merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2025 serta Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama antara Kemenko Pemberdayaan Masyarakat dengan FRI dan MRPTNI.
Komitmen Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Nasional
Perguruan tinggi di seluruh Indonesia telah menyepakati pembentukan Konsorsium Perguruan Tinggi untuk pemberdayaan masyarakat. Konsorsium ini akan berfungsi sebagai wadah koordinasi, komunikasi, dan pertukaran praktik terbaik di antara institusi pendidikan tinggi.
Komitmen ini menegaskan peran strategis perguruan tinggi sebagai agen perubahan dan akselerator pembangunan di berbagai sektor. Mereka berkomitmen untuk secara aktif terlibat dalam program-program pemerintah yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Melalui konsorsium ini, diharapkan terjadi sinergi yang lebih kuat antara dunia akademik dan kebutuhan riil di lapangan. Ini akan memastikan bahwa setiap program pemberdayaan masyarakat memiliki dasar ilmiah yang kuat dan relevansi yang tinggi.
Optimalisasi Tri Dharma Melalui Program Pemberdayaan
Perguruan tinggi berkomitmen untuk mengoptimalkan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Optimalisasi ini difokuskan untuk mendukung program prioritas pemerintah dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Beberapa program prioritas pemerintah yang akan didukung meliputi Makanan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, Koperasi Desa, serta Cek Kesehatan Gratis. Selain itu, ada juga program tiga juta rumah di 40.000 desa yang direncanakan pada periode 2026 hingga 2029.
Program pemberdayaan yang akan dilaksanakan mencakup berbagai inisiatif inovatif. Ini dirancang untuk memberikan dampak langsung dan berkelanjutan bagi komunitas.
- Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik yang berfokus pada isu-isu spesifik desa.
- Inkubasi usaha mikro dan start-up desa untuk mendorong kemandirian ekonomi.
- Sekolah desa atau akademi rakyat untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
- Kampus tani atau kampus nelayan untuk pengembangan sektor pertanian dan perikanan.
- Klinik konsultasi gratis yang menyediakan layanan ahli bagi masyarakat.
- Beasiswa berbasis dedikasi sosial untuk mahasiswa yang berkomitmen pada pengabdian.
- Digitalisasi dan literasi teknologi untuk mempersempit kesenjangan digital.
- Riset tindakan partisipatoris untuk solusi berbasis komunitas.
- Program magang sosial untuk pengalaman langsung di lapangan.
- Pusat inovasi desa sebagai wadah pengembangan ide dan solusi lokal.
Sinergi Inklusif dan Berkelanjutan
Profesor Eduart Wolok lebih lanjut menegaskan pentingnya sinergi yang kuat dengan berbagai pihak. Sinergi ini melibatkan pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, serta masyarakat sipil.
Tujuannya adalah untuk membentuk ekosistem pemberdayaan yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis data. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat menciptakan dampak yang lebih luas dan merata di seluruh pelosok negeri.
Nilai-nilai kebangsaan, keadilan sosial, dan kemandirian masyarakat juga akan diintegrasikan ke dalam setiap program pengabdian. Hal ini memastikan bahwa setiap inisiatif tidak hanya berorientasi pada peningkatan ekonomi, tetapi juga pada penguatan karakter dan identitas bangsa.