Dukungan Pemanfaatan Hutan untuk Ketahanan Pangan dan Energi
Rencana pemerintah memanfaatkan hutan untuk cadangan pangan, energi, dan air mendapat dukungan, dinilai sebagai langkah strategis untuk mengatasi krisis pangan dan energi serta memulihkan hutan Indonesia.
Pemanfaatan Hutan untuk Ketahanan Pangan dan Energi: Sebuah Langkah Strategis?
Ketua Umum Lembaga Advokasi dan Pemberdayaan Petani Indonesia, Ton Abdillah Has, menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah untuk memanfaatkan hutan sebagai lahan cadangan pangan, energi, dan air. Pernyataan ini disampaikan di Jakarta pada Senin, 20 Januari. Langkah ini dinilai krusial mengingat tantangan global berupa krisis pangan dan energi yang semakin mendesak.
Ton menjelaskan, "Problem semua negara bangsa saat ini adalah pangan dan energi, termasuk Indonesia. Simaklah kenaikan harga tinggi komoditas pangan dan energi dalam dua dasawarsa ini, belum lagi ramalan sejumlah lembaga internasional yang mengkhawatirkan ancaman krisis pangan dan energi dalam beberapa tahun mendatang. Jadi ini langkah strategis yang harus berhasil."
Ia menekankan pentingnya sinergi antara program ketahanan pangan dan energi pemerintah dengan upaya pemulihan hutan. Luas hutan Indonesia yang tampak signifikan di atas kertas, kenyataannya tergerus oleh perkebunan, tambang, dan pembukaan hutan oleh masyarakat sejak reformasi. Oleh karena itu, pemetaan ulang dan koordinasi antar agenda pemerintah sangat diperlukan.
Sebagai contoh keberhasilan, Indonesia bisa mencontoh Brasil di era kepemimpinan Lula Da Silva. Brasil berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penanaman tanaman pangan dan energi di hutan-hutan Amazon. Ton menambahkan, "Indonesia dan Brasil adalah negara tropis. Indonesia bisa mencontoh Brazil yang sukses mencetak banyak orang kaya baru di pedesaan Brasil serta menjadi salah satu produsen etanol terbesar di dunia berkat menanam aren dan tanaman hutan lainnya, selain tentunya tebu dan jagung yang lebih dulu jadi andalan di lahan pertanian."
Ia juga berharap pemerintah berkomitmen penuh dalam mewujudkan visi ini. Pemanfaatan hutan secara bijak, melalui sinergi antar sektor, serta melibatkan para ahli dan masyarakat, diharapkan dapat mempercepat pemulihan hutan Indonesia. Program ini dipandang sebagai program strategis ekonomi bangsa.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, sebelumnya telah mengidentifikasi sekitar 20 juta hektare hutan yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai cadangan pangan, energi, dan air. Menhut menekankan bahwa ide ini bukanlah deforestasi, melainkan pengelolaan hutan berkelanjutan yang mengintegrasikan ketahanan pangan.
"Idenya bukan deforestasi, tapi justru menjaga hutan, yang secara bersamaan swasembadanya berjalan," ujar Menhut.
Kesimpulannya, rencana pemanfaatan hutan untuk ketahanan pangan dan energi ini mendapat dukungan luas. Namun, keberhasilannya bergantung pada implementasi yang terencana, berkelanjutan, dan melibatkan berbagai pihak. Hal ini diharapkan dapat menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan.