Ekonomi Eks-Keresidenan Banyumas Tumbuh Positif di 2024, Meski Ada Perlambatan
Pertumbuhan ekonomi di eks-Keresidenan Banyumas pada 2024 menunjukkan tren positif, meskipun terjadi perlambatan di beberapa sektor akibat faktor global dan penyesuaian industri.

Pertumbuhan ekonomi di wilayah eks-Keresidenan Banyumas pada tahun 2024 menunjukkan kinerja positif, meskipun mengalami sedikit perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Purwokerto, Christoveny, pada Jumat di Purwokerto, Jawa Tengah. Beliau menjelaskan bahwa beberapa kabupaten, seperti Banjarnegara dan Purbalingga, mencatatkan peningkatan pertumbuhan ekonomi, sementara Banyumas dan Cilacap mengalami perlambatan.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi di Cilacap terutama disebabkan oleh penurunan permintaan ekspor akibat perlambatan ekonomi global. Di Banyumas, perlambatan terjadi karena adanya penyesuaian di sektor industri dan pertanian, khususnya pada produksi gula semut/kristal yang mengalami penurunan bahan baku. Meskipun demikian, mayoritas lapangan usaha utama tetap menunjukan pertumbuhan positif, dengan sektor konstruksi sebagai pencatat pertumbuhan tertinggi.
Penyelenggaraan Pemilu juga turut memberikan dampak pada kinerja beberapa lapangan usaha, terutama di sektor Akomodasi, Makan, dan Minum (Akmamin), serta Perdagangan Besar dan Eceran. Meskipun demikian, optimisme tetap terjaga, ditunjukkan oleh tren positif yang mulai terlihat sejak Januari 2025, salah satunya ditandai dengan peningkatan hasil pertanian.
Sektor Pertanian dan Industri Pengolahan
Lebih lanjut, Christoveny menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sedikit tertahan oleh melambatnya pertumbuhan di sektor Industri Pengolahan. Perlambatan ini didorong oleh menurunnya produktivitas akibat terbatasnya bahan baku. Namun, beliau optimis bahwa kondisi ini akan membaik seiring dengan tren positif yang sudah mulai terlihat.
Meskipun terdapat perlambatan di beberapa sektor, sektor konstruksi justru menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Hal ini menunjukan adanya aktivitas pembangunan yang masih cukup tinggi di wilayah eks-Keresidenan Banyumas. Pertumbuhan di sektor ini menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Selain sektor konstruksi, sektor pertanian juga diprediksi akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. Peningkatan hasil pertanian yang terlihat sejak Januari 2025 menjadi indikator penting perbaikan ekonomi di wilayah tersebut.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Purwokerto pada Februari 2025 mengalami penurunan dari 113,33 di Januari menjadi 112. Meskipun menurun, angka ini masih berada di level optimistis (di atas 100), didorong oleh penguatan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Namun, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini sedikit melemah.
Penurunan IKK tersebut mengindikasikan adanya sedikit kekhawatiran di kalangan konsumen terhadap kondisi ekonomi terkini. Namun, secara keseluruhan, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih tetap berada pada zona optimistis. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih percaya diri dalam menghadapi tantangan ekonomi yang ada.
Meskipun ada penurunan di beberapa sektor, IKK yang tetap berada di zona optimistis menunjukkan kepercayaan konsumen terhadap prospek ekonomi ke depan. Komponen IEK yang menguat menunjukkan ekspektasi positif terhadap kondisi ekonomi di masa mendatang.
Secara keseluruhan, kondisi ekonomi di eks-Keresidenan Banyumas menunjukkan tren positif meskipun terdapat beberapa tantangan. Optimisme tetap terjaga, ditopang oleh kinerja positif di beberapa sektor dan kepercayaan konsumen yang masih tinggi.
Data IKK menunjukkan bahwa meskipun ada sedikit penurunan, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih tetap optimistis. Hal ini menjadi indikator penting bagi pertumbuhan ekonomi di masa depan.