Ekspor Jawa Barat Anjlok, AS Jadi Sorotan!
Ekspor Jawa Barat mengalami penurunan signifikan pada Maret 2025, terutama ke sembilan negara, termasuk AS, yang diduga akibat kebijakan tarif resiprokal.

Bandung, 2 Mei 2025 (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) melaporkan penurunan kinerja ekspor Jawa Barat pada bulan Maret 2025. Penurunan ini terutama terlihat pada ekspor ke sembilan negara tujuan, termasuk Amerika Serikat (AS). Penurunan ini menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku usaha dan pemerintah daerah.
Secara total, nilai ekspor Jabar (migas dan nonmigas) pada Maret 2025 mencapai 3,09 miliar dolar AS, mengalami penurunan 3,51 persen dibandingkan Februari 2025 dan 3,29 persen dibandingkan Maret 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh anjloknya ekspor nonmigas, yang mencapai 99,25 persen dari total ekspor Jabar.
Penurunan volume ekspor nonmigas juga signifikan, tercatat sebesar 3,06 miliar dolar AS atau turun 3,95 persen dari bulan sebelumnya. Volume ekspor turun menjadi 667,52 ribu ton, berkurang 4,36 persen dibandingkan Februari 2025 (697,93 ribu ton). Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat dampaknya terhadap perekonomian Jawa Barat.
Penurunan Ekspor Terbesar di Tiga Negara
Tiga negara tujuan ekspor yang mengalami penurunan nilai ekspor tertinggi adalah Thailand (turun 49,51 persen menjadi 147,50 juta dolar AS), Amerika Serikat (turun 4,74 persen menjadi 23,89 juta dolar AS), dan Filipina (turun 5,31 persen menjadi 15,54 juta dolar AS). Penurunan ini perlu dikaji lebih lanjut untuk menemukan solusi yang tepat.
Kepala BPS Provinsi Jabar, Darwis Sitorus, menduga penurunan ekspor ke AS terkait dengan isu kebijakan tarif resiprokal (Tarif Trump). Komoditas nonmigas utama Jabar, seperti barang rajutan, karet dan produk turunannya, serta pakaian jadi bukan rajutan, banyak diekspor ke AS.
"Kita memang belum bisa memastikan apakah ini murni dampak dari kebijakan tarif baru dari AS, karena kebijakan tersebut diketahui masih dalam masa penundaan selama 90 hari. Namun dari data yang kami miliki, terlihat bahwa sudah mulai ada penurunan volume ekspor ke Amerika," ujar Darwis.
Penurunan ini menjadi sinyal peringatan bagi pelaku usaha dan pemerintah daerah untuk mengantisipasi perubahan tren perdagangan global, terutama dengan AS sebagai salah satu mitra dagang terbesar Jabar.
AS, Filipina, dan Jepang: Mitra Dagang Utama Jabar
Amerika Serikat, dengan nilai ekspor 479,71 juta dolar AS pada Maret 2025, merupakan tujuan ekspor nonmigas Jabar terbesar. Disusul Filipina (277,21 juta dolar AS) dan Jepang (242,40 juta dolar AS). Ketiga negara ini berkontribusi 32,67 persen terhadap total ekspor Jawa Barat.
Meskipun ekspor nonmigas mengalami penurunan, ekspor migas justru meningkat signifikan sebesar 68,23 persen, terutama untuk hasil minyak. Nilai ekspor migas meningkat dari 19,37 juta dolar AS pada Februari 2025 menjadi 32,59 juta dolar AS pada Maret 2025.
Di sisi lain, nilai impor Jabar pada Maret 2025 tercatat sebesar 0,98 miliar dolar AS, naik 10,38 persen dibandingkan Februari 2025, tetapi turun 7,10 persen dibandingkan Maret 2024. Meskipun demikian, neraca perdagangan luar negeri Jawa Barat masih mencatatkan surplus sebesar 2,11 miliar dolar AS, atau surplus volume sebesar 223,35 ribu ton.
Penurunan ekspor ini menjadi tantangan bagi Jawa Barat untuk meningkatkan daya saing produk ekspornya di pasar internasional dan mencari diversifikasi pasar ekspor baru. Pemerintah daerah dan pelaku usaha perlu bekerja sama untuk menghadapi tantangan ini dan mencari solusi yang tepat agar ekspor Jawa Barat dapat kembali meningkat.