Ekspor NTB Anjlok 13,76 Persen di Maret 2025: Kendaraan Mewah dan Udang Jadi Penopang Utama
Nilai ekspor Nusa Tenggara Barat (NTB) terjun bebas 13,76 persen di Maret 2025, meskipun komoditas non-tambang seperti kendaraan mewah dan udang masih menjadi penopang utama.

Nilai ekspor Nusa Tenggara Barat (NTB) anjlok signifikan pada Maret 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) NTB melaporkan penurunan sebesar 13,76 persen dibandingkan bulan Februari 2025. Penurunan ini membuat total ekspor NTB di bulan Maret hanya mencapai 6,28 juta dolar AS, jauh di bawah angka 7,28 juta dolar AS pada bulan sebelumnya. Kepala BPS NTB, Wahyudin, memaparkan hal ini dalam konferensi pers di Mataram pada Senin lalu. Penurunan ini terjadi meskipun ekspor komoditas non-tambang mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan Maret 2024.
Penurunan tajam ini terutama disebabkan oleh minimnya ekspor komoditas tambang. "Smelter belum ada yang diekspor karena masih dalam bentuk uji coba," jelas Wahyudin, menjelaskan penyebab utama anjloknya nilai ekspor secara keseluruhan. Meskipun demikian, kinerja ekspor NTB sepanjang Januari hingga Maret 2025 tetap sepenuhnya bergantung pada komoditas non-tambang. Dibandingkan Maret 2024, ekspor sektor ini justru meningkat drastis sebesar 177,49 persen, dari 2,26 juta dolar AS menjadi 6,28 juta dolar AS. Namun, jika dibandingkan secara total, nilai ekspor mengalami penurunan sebesar 96,02 persen karena tidak adanya kontribusi dari sektor tambang.
Meskipun mengalami penurunan, beberapa komoditas non-tambang tetap menjadi tulang punggung ekspor NTB. Hal ini menunjukkan potensi diversifikasi ekonomi NTB yang perlu terus dikembangkan. Analisis lebih lanjut mengenai komoditas unggulan dan strategi peningkatan ekspor menjadi penting untuk dilakukan guna memulihkan kinerja ekspor NTB di masa mendatang.
Komoditas Unggulan Penopang Ekspor NTB
Kendaraan dan bagiannya serta komoditas perikanan menjadi penopang utama ekspor NTB pada Maret 2025. Ekspor kendaraan dan bagiannya berkontribusi sebesar 32,82 persen terhadap total nilai ekspor, mencapai 2,06 juta dolar AS. Kendaraan yang diekspor sebagian besar merupakan mobil sport dengan kapasitas mesin di atas 3.000 CC, yang digunakan untuk kegiatan di kawasan Mandalika, Lombok Tengah, lalu diekspor kembali ke Malaysia setelah kegiatan tersebut selesai. Hal ini menunjukkan potensi NTB sebagai lokasi penyelenggaraan event berskala internasional.
Sementara itu, komoditas ikan dan udang menyumbang 35,55 persen dari total ekspor, dengan nilai mencapai 2,23 juta dolar AS. Jenis udang yang diekspor adalah udang vaname atau udang kaki putih, yang dikirim ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Puerto Rico, dan Kanada. Keberhasilan ekspor komoditas perikanan ini menunjukkan potensi besar sektor kelautan dan perikanan NTB.
Selain itu, ekspor daging dan ikan olahan juga memberikan kontribusi signifikan, yaitu 17,19 persen atau senilai 1,08 juta dolar AS. Komoditas ini meliputi udang besar, kerang, bulu babi, gurita, sarden, dan cakalang olahan, yang diekspor ke Amerika Serikat dan Singapura. Ekspor komoditas ini menunjukkan perkembangan industri pengolahan hasil laut di NTB.
Komoditas lainnya yang turut memberikan kontribusi, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil, antara lain perhiasan dan permata (mutiara mentah) senilai 378.381 dolar AS (6,03 persen) yang diekspor ke Jepang dan Hongkong, batu apung senilai 237.488 dolar AS (3,77 persen) ke China dan Korea Selatan, serta biji-bijian berminyak (rumput laut kering) senilai 141.596 dolar AS (2,25 persen) ke China dan Vietnam.
Kerjasama Antar Daerah dan Peluang Peningkatan Ekspor
BPS NTB juga menyoroti pentingnya kerjasama antar daerah dalam meningkatkan kinerja ekspor. Sebagian besar ekspor NTB dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Perak di Jawa Timur, menunjukkan pentingnya sinergi antara NTB dan Jawa Timur. Kerjasama ini, yang sudah dimulai sejak tahun lalu, terbukti menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antar daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Meskipun ekspor NTB mengalami penurunan di Maret 2025, beberapa komoditas non-tambang tetap menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini menjadi dasar untuk pengembangan strategi peningkatan ekspor yang lebih terarah dan terintegrasi. Diversifikasi produk ekspor dan peningkatan kualitas produk menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing NTB di pasar internasional. Penguatan kerjasama antar daerah dan optimalisasi infrastruktur juga perlu menjadi perhatian agar kinerja ekspor NTB dapat kembali meningkat di masa mendatang.
Ke depan, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja ekspor NTB. Identifikasi hambatan dan pengembangan strategi yang tepat sasaran menjadi krusial untuk meningkatkan daya saing produk ekspor NTB di pasar global. Pemanfaatan teknologi dan inovasi juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor ekspor.