Fakta Menarik: Festival Golo Koe Labuan Bajo Jadi Ajang Promosi Unggulan UMKM, Peserta Melonjak Drastis!
Festival Golo Koe Labuan Bajo kembali menjadi sorotan utama bagi pelaku UMKM. Acara ini terbukti efektif sebagai wadah promosi dan peningkatan penjualan produk lokal.

Festival Golo Koe 2025 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menjadi sorotan utama. Acara tahunan ini berhasil menarik perhatian ratusan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah di NTT. Mereka memanfaatkan kesempatan berharga ini untuk mempromosikan serta memperkenalkan beragam produk unggulan kepada khalayak luas, termasuk wisatawan.
Kegiatan yang berlangsung di destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) ini terbukti sangat efektif dalam mencapai tujuannya. Para peserta UMKM dapat menjangkau konsumen yang lebih luas dan beragam, termasuk wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung. Hal ini memberikan dampak positif signifikan terhadap peningkatan penjualan serta visibilitas produk lokal yang dipamerkan.
Salah satu peserta, Aleks Liwu, seorang pelaku UMKM yang menjual produk tenun dari berbagai daerah serta suvenir, menyatakan kegembiraannya. Ia mengaku telah mengikuti Festival Golo Koe untuk keempat kalinya, menunjukkan konsistensinya. Aleks merasa festival ini menjadi platform ideal untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya secara langsung kepada pembeli.
Peningkatan Partisipasi dan Potensi Pasar UMKM
Festival Golo Koe 2025 mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah peserta UMKM yang terlibat. Sebanyak 170 pelaku UMKM turut serta dalam gelaran ini, meningkat dari 140 peserta pada tahun 2024 lalu. Angka ini menunjukkan antusiasme tinggi serta kepercayaan pelaku usaha terhadap potensi besar festival ini sebagai ajang promosi.
Aleks Liwu, yang produknya meliputi tenun dan suvenir, mengungkapkan bahwa festival ini sangat membantu dalam meningkatkan penjualan. Ia menyebutkan bahwa keramaian pengunjung pada hari-hari sebelumnya telah menghasilkan penjualan yang lumayan. Kehadiran wisatawan secara langsung di stan-stan UMKM memberikan pengalaman interaktif bagi konsumen dengan produk yang ditawarkan.
"Kemarin sangat ramai dan hasil penjualan lumayan, hari ini juga seperti itu dan penutupan nanti kami yakin semakin ramai," ungkap Aleks Liwu. Ia juga berharap penyelenggaraan Festival Golo Koe akan terus melibatkan para pelaku UMKM di masa mendatang. Keterlibatan ini penting agar perkembangan pariwisata di Labuan Bajo selalu berdampak positif bagi ekonomi lokal.
Para pelaku UMKM optimis bahwa melalui festival ini, produk mereka tidak hanya akan dibeli wisatawan lokal. Mereka juga berharap dapat menjangkau wisatawan mancanegara, sehingga produk-produk khas Labuan Bajo dan NTT dapat dikenal lebih luas di pasar global.
Festival Golo Koe sebagai Pilar Pariwisata Berkelanjutan
Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, menegaskan bahwa Festival Golo Koe 2025 merupakan wujud nyata dari konsep pariwisata berkelanjutan. Konsep ini memadukan pelestarian alam, pemberdayaan masyarakat lokal, serta penghormatan terhadap warisan budaya yang telah turun-temurun dijaga. Festival ini menjadi contoh bagaimana pariwisata dapat memberikan dampak positif secara holistik.
Dampak ekonomi dari penyelenggaraan festival ini sangat signifikan, khususnya bagi masyarakat setempat. Pelaku usaha, perajin, petani, nelayan, dan seniman lokal memperoleh manfaat langsung dari kehadiran wisatawan dan berbagai kegiatan yang berlangsung selama festival. Hal ini secara langsung menggerakkan roda perekonomian di Labuan Bajo.
Yulianus Weng mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan festival ini secara optimal dan kreatif. Ia menekankan pentingnya menjaga kualitas produk yang ditawarkan, kejujuran dalam berdagang, serta keramahan. Hal-hal ini merupakan ciri khas masyarakat Manggarai Barat yang perlu terus dipertahankan untuk memberikan kesan baik bagi pengunjung.
Pemerintah daerah berharap Festival Golo Koe dapat terus dilaksanakan setiap tahun dengan skala yang lebih besar dan jumlah pengunjung yang semakin banyak. "Semoga festival ini semakin mengangkat nama Manggarai Barat di mata dunia, bukan hanya karena alamnya yang indah, tetapi juga karena budayanya yang kaya dan masyarakatnya yang ramah," pungkas Yulianus Weng.