Fakta Menarik: INABUYER 2025 Fasilitasi Transaksi UMKM Rp2,1 Triliun, Pertamina Borong Rp530 Miliar Sendiri!
Ajang INABUYER 2025 sukses memfasilitasi transaksi UMKM hingga Rp2,1 triliun, menunjukkan potensi besar UMKM dalam memenuhi kebutuhan pemerintah dan BUMN. Bagaimana dampaknya?

Ajang INABUYER B2B2G Expo 2025 berhasil mencatatkan total transaksi fantastis senilai Rp2,1 triliun. Acara ini secara signifikan mempertemukan produk-produk UMKM dengan para pembeli potensial.
Kegiatan yang berlangsung di Jakarta ini menjadi wadah strategis bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Mereka dapat langsung berinteraksi dengan perwakilan pemerintah, BUMN, serta sektor swasta.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya, mengungkapkan capaian ini pada Sabtu (26/7). INABUYER 2025 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
INABUYER 2025: Jembatan UMKM Menuju Pasar Besar
INABUYER B2B2G Expo 2025 merupakan inisiatif penting yang mempertemukan pemasok UMKM dengan pembeli dari berbagai sektor. Pembeli tersebut meliputi kementerian, lembaga pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hingga perusahaan swasta. Tujuan utamanya adalah memfasilitasi pertemuan bisnis yang konkret, kolaborasi, dan kerja sama yang saling menguntungkan.
Dalam ajang INABUYER 2025 ini, salah satu transaksi terbesar dicatatkan oleh PT Pertamina. Perusahaan energi nasional tersebut berhasil melakukan transaksi langsung senilai Rp530,8 miliar. Angka ini menjadi bukti nyata potensi besar UMKM dalam memenuhi kebutuhan skala besar dari entitas korporasi dan pemerintah.
Temmy Satya menegaskan bahwa jika seluruh kementerian, lembaga, dan BUMN dapat secara optimal memanfaatkan ajang serupa INABUYER 2025, dampaknya terhadap pengembangan UMKM akan sangat signifikan. Ini menunjukkan pentingnya dukungan kolektif dari berbagai pihak untuk memajukan sektor UMKM di Indonesia.
Dukungan Kebijakan dan Harapan ke Depan
Inisiatif INABUYER 2025 juga merupakan wujud nyata pemenuhan amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021. Regulasi ini secara spesifik mewajibkan alokasi 40 persen belanja barang dan jasa pemerintah untuk UMKM dan koperasi. Kehadiran INABUYER 2025 menjadi katalisator bagi pemerintah untuk mencapai target tersebut.
Temmy Satya menjelaskan bahwa selama ini banyak UMKM yang masih merasa takut atau belum memahami tata cara mengakses kebutuhan kementerian, lembaga, dan BUMN. Melalui INABUYER B2B2G Expo, permasalahan antara supply dan demand dapat dipertemukan secara konkret. Ini membuka peluang baru bagi UMKM untuk berpartisipasi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Lebih lanjut, Temmy berharap acara serupa INABUYER 2025 dapat terus diselenggarakan tidak hanya oleh Kementerian UMKM. Ia mendorong kementerian dan lembaga lain, serta BUMN, untuk turut mengadakan inisiatif serupa. Hal ini akan memperluas jangkauan dan dampak positif bagi lebih banyak UMKM di seluruh Indonesia.
Kolaborasi Strategis untuk Akses Ritel Modern
Selain fasilitasi transaksi, INABUYER 2025 juga menjadi platform penting untuk berbagi pengetahuan, lokakarya, dan membangun jaringan usaha bagi UMKM. Acara ini bertransformasi dari sekadar pameran produk menjadi arena di mana UMKM dapat langsung berinteraksi dengan pembeli potensial dan mendapatkan bimbingan.
Pada kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Smesco dan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo). MoU ini menandai kemitraan strategis yang bertujuan mendukung UMKM mitra Smesco. Tujuannya adalah agar produk-produk UMKM tersebut dapat menembus pasar ritel modern yang lebih luas.
Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan akses yang lebih mudah bagi UMKM untuk menampilkan produk mereka di pusat perbelanjaan dan toko ritel modern. Langkah ini krusial untuk meningkatkan visibilitas dan daya saing produk UMKM di pasar yang kompetitif.