Fakta Terkini: Modal Asing Masuk Bersih Rp9,24 Triliun ke Indonesia di Pekan Pertama Agustus
Bank Indonesia mencatat modal asing masuk bersih sebesar Rp9,24 triliun pada pekan pertama Agustus. Apa artinya bagi pasar keuangan domestik dan ekonomi Indonesia?

Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya aliran modal asing masuk bersih yang signifikan ke pasar keuangan domestik Indonesia. Pada pekan pertama Agustus 2025, tepatnya periode transaksi 4 hingga 7 Agustus, tercatat dana sebesar Rp9,24 triliun masuk ke berbagai instrumen investasi.
Data ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, di Jakarta pada Jumat (8/8). Aliran dana masuk ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi dan stabilitas pasar keuangan Indonesia di tengah dinamika global.
Masuknya modal asing ini menjadi sorotan utama, mengingat perannya dalam memperkuat cadangan devisa dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Ini juga memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Rincian Aliran Modal Asing Berdasarkan Instrumen
Dari total Rp9,24 triliun modal asing masuk bersih tersebut, Ramdan Denny Prakoso merinci distribusinya ke beberapa instrumen keuangan. Pasar saham mencatat masuknya dana sebesar Rp0,64 triliun, menunjukkan minat investor pada ekuitas domestik.
Sementara itu, Surat Berharga Negara (SBN) menjadi daya tarik utama dengan aliran masuk bersih sebesar Rp6,27 triliun. Angka ini mengindikasikan tingginya permintaan terhadap instrumen utang pemerintah Indonesia yang dianggap stabil dan menawarkan imbal hasil menarik. Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga menerima aliran modal asing sebesar Rp2,33 triliun.
Secara kumulatif sejak awal tahun hingga 7 Agustus 2025, terdapat dinamika berbeda pada masing-masing instrumen. Pasar saham dan SRBI masih mencatat modal asing keluar bersih masing-masing sebesar Rp61,13 triliun dan Rp98,77 triliun. Namun, pasar SBN berhasil menarik modal asing masuk bersih sebesar Rp58,73 triliun, mengimbangi sebagian outflow dari instrumen lain.
Dinamika Indikator Pasar Keuangan Lain
Selain aliran modal asing, beberapa indikator pasar keuangan lainnya juga menunjukkan pergerakan. Premi risiko investasi atau credit default swaps (CDS) Indonesia untuk tenor 5 tahun, tercatat sedikit meningkat. Angka ini naik dari 73,68 basis poin (bps) pada 1 Agustus 2025 menjadi 74,21 bps per 7 Agustus 2025.
Nilai tukar rupiah pada Jumat (8/8) dibuka melemah tipis di level Rp16.300 per dolar Amerika Serikat (AS), dibandingkan posisi penutupan sebelumnya di Rp16.285 per dolar AS. Meskipun demikian, Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, justru tercatat melemah ke level 98,40 pada akhir perdagangan Kamis (7/8).
Di sisi lain, imbal hasil atau yield SBN 10 tahun terpantau stabil di level 6,44 persen pada Jumat (8/8) pagi, sama seperti penutupan hari sebelumnya. Namun, imbal hasil US Treasury Note 10 tahun mengalami kenaikan ke level 4,250 persen pada akhir perdagangan Kamis (7/8), menunjukkan adanya pergeseran ekspektasi di pasar global.
Strategi Bank Indonesia untuk Stabilitas Ekonomi
Menyikapi perkembangan pasar keuangan dan aliran modal asing, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah serta otoritas terkait lainnya. Upaya ini bertujuan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional.
BI juga mengoptimalkan strategi bauran kebijakan yang komprehensif. Pendekatan ini mencakup berbagai instrumen moneter dan makroprudensial untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia. Kebijakan ini diharapkan dapat memitigasi risiko dan memanfaatkan peluang dari pergerakan modal global.
Komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas menjadi krusial. Hal ini untuk memastikan bahwa aliran modal asing dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi tanpa menimbulkan gejolak yang merugikan di pasar keuangan domestik.