Fakta Unik: Hanya 14 Kuota, Puluhan Santri Banjarmasin Perebutkan Beasiswa Timur Tengah
Puluhan santri di Banjarmasin bersaing ketat memperebutkan beasiswa Timur Tengah yang terbatas. Siapa yang akan lolos ke Al-Azhar atau Yaman?

Puluhan santri di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, baru-baru ini mengikuti serangkaian tes seleksi untuk beasiswa pendidikan tinggi di Timur Tengah. Program bergengsi ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Banjarmasin, dengan tujuan memberangkatkan santri terpilih pada tahun 2025.
Proses seleksi ini menarik perhatian banyak santri berprestasi, khususnya mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu, yang melihat kesempatan ini sebagai gerbang menuju pendidikan berkualitas internasional. Tes tertulis menjadi tahapan awal yang krusial, menyaring calon penerima beasiswa sebelum melaju ke tahap wawancara.
Fathurrahman, Bendahara MUI Kota Banjarmasin, menjelaskan bahwa dari 50 pendaftar, sebanyak 38 santri berhasil lolos tahap administrasi dan berhak mengikuti tes tertulis. Seleksi ketat ini penting mengingat kuota beasiswa yang sangat terbatas, hanya tersedia untuk 14 orang santri terbaik.
Seleksi Ketat Demi Kualitas Terbaik
Proses seleksi beasiswa Timur Tengah ini dirancang untuk memilih santri yang benar-benar berkualitas dan siap menghadapi tantangan pendidikan tinggi di luar negeri. Fathurrahman menekankan bahwa selain penguasaan ilmu agama, kemampuan berbahasa Arab menjadi kriteria utama yang sangat diutamakan dalam tes ini.
Antusiasme santri untuk mendapatkan beasiswa ini sangat tinggi, terlihat dari banyaknya pendaftar dari berbagai pondok pesantren serta Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) di Banjarmasin. Dengan kuota yang hanya 14 orang, persaingan menjadi sangat ketat, memastikan hanya santri dengan potensi terbaik yang akan terpilih.
Tes tertulis ini menjadi filter awal yang penting untuk mengidentifikasi kandidat yang memiliki dasar pengetahuan agama dan bahasa Arab yang kuat. Tahapan selanjutnya, yaitu wawancara, akan semakin memperdalam penilaian terhadap kesiapan dan motivasi para santri.
Destinasi Pendidikan dan Fasilitas Beasiswa
Beasiswa Timur Tengah ini membuka pintu bagi santri untuk menempuh pendidikan di dua negara tujuan utama, yaitu Mesir dan Yaman. Untuk Mesir, tersedia empat kuota beasiswa yang akan mengantarkan santri ke Universitas Al-Azhar di Kairo, salah satu pusat studi Islam tertua dan paling dihormati di dunia.
Sementara itu, untuk Yaman, tersedia sepuluh kuota beasiswa yang tersebar di empat institusi pendidikan terkemuka. Institusi tersebut meliputi Ma'had Al-Budur Lil Ulumil Qur'an Tatim Hadramaut, Ribat Al-Falah Seiyum Hadramaut, Ma'had Al Ganna Lil Ta'limi Lughatil Qur'an Karim, dan Universitas Wasathiyyah Hadramaut.
Program beasiswa ini didanai sepenuhnya dari dana hibah Pemerintah Kota Banjarmasin melalui MUI Kota Banjarmasin, dengan durasi studi selama empat tahun. Cakupan beasiswa sangat komprehensif, meliputi biaya akomodasi keberangkatan, biaya pendidikan selama menempuh studi, biaya pembelian kitab, serta fasilitas asrama. Namun, biaya hidup sehari-hari atau uang jajan tidak termasuk dalam tanggungan beasiswa.
Komitmen Jangka Panjang untuk Pendidikan Santri
Program beasiswa ke Timur Tengah ini bukanlah inisiatif baru bagi Kota Banjarmasin. Fathurrahman mengungkapkan bahwa program ini telah berjalan selama empat tahun berturut-turut, dan tahun ini merupakan tahun kelima pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan komitmen jangka panjang Pemerintah Kota Banjarmasin dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan santri di wilayahnya.
Inisiatif ini secara khusus ditujukan bagi anak-anak di Kota Banjarmasin, memberikan kesempatan emas bagi mereka yang memiliki potensi namun terkendala secara finansial. Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak santri berprestasi dari Banjarmasin yang dapat melanjutkan pendidikan tinggi di institusi ternama di Timur Tengah, membawa pulang ilmu dan pengalaman untuk kemajuan daerah.
Kerja sama antara Pemkot Banjarmasin dan MUI Kota Banjarmasin dalam mengelola dana hibah untuk beasiswa ini menjadi contoh sinergi yang efektif antara pemerintah daerah dan lembaga keagamaan. Tujuannya adalah untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga siap berkontribusi pada masyarakat.