Fakta Unik: Kalsel Optimistis Capai Target 800 Ton Produksi Beras Kalsel Meski Kemarau, Siap Jadi Lumbung Pangan
Pemerintah Provinsi Kalsel yakin dapat mencapai target 800 ton Produksi Beras Kalsel di 2025 meski kemarau, bahkan berpotensi jadi lumbung pangan Kalimantan.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) menunjukkan optimisme tinggi dalam mencapai target produksi 1.250 ton gabah kering panen, setara dengan 800 ton beras, pada tahun 2025. Keyakinan ini tetap teguh meskipun wilayah tersebut tengah menghadapi musim kemarau. Pencapaian target ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan regional.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman, menyampaikan optimisme ini dalam rapat kerja bersama Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalsel di Banjarmasin. Menurutnya, dari total 800 ton beras yang ditargetkan, sekitar 400 ton akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kalsel sendiri. Sisa produksi akan didistribusikan ke provinsi tetangga, seperti Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, menjadikan Kalsel sebagai gerbang logistik pangan di Kalimantan.
Target ambisius ini juga sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029. RPJMD tersebut menempatkan Kalsel sebagai lumbung pangan dan gerbang logistik utama bagi seluruh wilayah Kalimantan. Musim panen tahun ini sendiri telah dimulai sejak Agustus di beberapa kabupaten sentra pertanian.
Optimisme di Tengah Tantangan Kemarau
Terkait kondisi musim kemarau yang diperkirakan berlangsung sepanjang tahun 2025, Syamsir Rahman memastikan bahwa hal tersebut tidak akan mengganggu produktivitas padi di Kalsel. Ia justru melihat musim kemarau sebagai sebuah peluang. Kondisi ini memungkinkan pemanfaatan lahan rawa yang sebelumnya sulit diakses atau ditanami.
Pemanfaatan lahan rawa saat kemarau dapat secara signifikan mendukung peningkatan hasil panen padi. Dengan demikian, kemarau tidak lagi dianggap sebagai kendala, melainkan sebagai faktor yang justru menambah potensi produksi padi di Kalimantan Selatan. Strategi ini menjadi kunci dalam menjaga stabilitas pasokan beras.
Pendekatan inovatif ini menunjukkan adaptasi sektor pertanian Kalsel terhadap perubahan iklim. Pemerintah daerah berupaya mengubah tantangan menjadi kesempatan untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan. Hal ini penting untuk mencapai target produksi beras Kalsel yang telah ditetapkan.
Kalsel sebagai Lumbung Pangan dan Gerbang Logistik
Pencapaian target produksi beras Kalsel yang signifikan ini sangat mendukung visi jangka menengah daerah. Kalsel bercita-cita menjadi lumbung pangan utama bagi Kalimantan. Selain itu, provinsi ini juga ingin berperan sebagai gerbang logistik yang vital untuk distribusi komoditas pangan di seluruh pulau.
Dari total 800 ton beras yang ditargetkan, sekitar separuhnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Kalsel. Kelebihan produksi ini, yang mencapai 400 ton, akan didistribusikan ke provinsi-provinsi tetangga. Ini termasuk Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, yang menunjukkan peran strategis Kalsel dalam ketahanan pangan regional.
Peran ganda sebagai lumbung pangan dan gerbang logistik ini tercantum jelas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029. Dokumen ini menjadi panduan bagi pemerintah daerah dalam mewujudkan ambisi tersebut. Komitmen ini menunjukkan keseriusan Kalsel dalam berkontribusi pada stabilitas pangan nasional.
Jadwal Panen dan Peningkatan Intensitas Tanam
Syamsir Rahman mengungkapkan bahwa musim panen padi tahun ini di Kalsel telah dimulai sejak bulan Agustus. Panen perdana ini berlangsung di tiga kabupaten sentra pertanian utama, yaitu Tanah Laut, Barito Kuala, dan Banjar, termasuk juga di Kabupaten Tapin. Wilayah-wilayah ini menjadi tulang punggung produksi beras Kalsel.
Setelah panen saat ini, petani akan segera mempersiapkan diri untuk musim tanam kembali. Rencananya, penanaman padi akan dimulai lagi pada bulan Desember. Ini menunjukkan siklus tanam yang berkelanjutan untuk menjaga pasokan beras tetap stabil sepanjang tahun.
Lebih lanjut, Syamsir juga menyoroti peningkatan intensitas tanam di beberapa daerah. Sebagai contoh, di Kabupaten Tanah Laut, panen padi sudah dapat dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun sejak tahun 2024. Peningkatan frekuensi panen ini merupakan indikator positif bagi peningkatan produksi beras secara keseluruhan di Kalsel.