Fakta Unik: Mengapa Indonesia Pilih Perkuat TNI daripada Bentuk Cabang Militer Siber Mandiri untuk Pertahanan Siber?
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak membentuk cabang militer siber mandiri seperti Singapura. Simak strategi RI dalam memperkuat Pertahanan Siber nasional!

Pemerintah Indonesia telah mengambil keputusan strategis terkait pengembangan kekuatan siber nasional. Berbeda dengan beberapa negara lain, Indonesia memilih untuk tidak membentuk cabang militer siber mandiri. Keputusan ini ditegaskan oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Jakarta.
Pernyataan tersebut disampaikan pada Selasa, 6 Agustus, di Markas Kementerian Pertahanan. Fokus utama kini adalah memperkuat kapabilitas siber di setiap matra Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ini mencakup peningkatan kemampuan TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Strategi ini menunjukkan pendekatan yang lebih terintegrasi dalam menghadapi ancaman siber. Pemerintah meyakini bahwa penguatan unit siber di masing-masing matra akan lebih efektif. Langkah ini juga melibatkan kolaborasi dengan pihak sipil dan negara lain.
Pendekatan Komprehensif dalam Pertahanan Siber Nasional
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan alasan di balik keputusan ini. Pemerintah memandang bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus lebih fokus pada peningkatan kapabilitas siber di seluruh matra. Pendekatan ini dinilai lebih efisien dan adaptif terhadap dinamika ancaman siber yang terus berkembang.
Dalam upaya penguatan ini, setiap matra TNI diberi kewenangan untuk merekrut personel sipil. Individu dengan keahlian relevan sangat dibutuhkan untuk memperkuat postur pertahanan siber negara. Keterlibatan sipil ini menunjukkan sinergi antara komponen militer dan non-militer.
Sjamsoeddin menekankan bahwa penguatan postur pertahanan Indonesia membutuhkan kontribusi dari berbagai pihak. Baik personel sipil maupun militer memiliki peran krusial dalam menghadapi tantangan siber. TNI membutuhkan talenta khusus di bidang ini, terutama dalam situasi darurat nasional.
Kolaborasi Internasional dan Peningkatan Kapasitas Pertahanan Siber
Kementerian Pertahanan juga telah menjalin kemitraan pertahanan siber dengan pemerintah Singapura. Menteri Sjamsoeddin menyatakan keyakinannya bahwa Singapura memiliki kapabilitas yang lebih maju di bidang ini. Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan kemampuan Indonesia.
Kolaborasi dengan Singapura dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Ini termasuk pertukaran personel untuk pendidikan pertahanan siber dan program pelatihan bersama. Optimisme tinggi diungkapkan bahwa kerja sama ini akan membantu Indonesia meningkatkan kapasitasnya. Peningkatan ini penting untuk menangkal ancaman di dunia maya.
Sebelumnya, Menteri Sjamsoeddin telah bertemu dengan beberapa pejabat tinggi Singapura. Pada Selasa, ia menjamu Menteri Pertahanan Singapura, Chan Chun Sing, di kantornya di Jakarta. Pertemuan bilateral ini didahului dengan upacara penyambutan resmi.
Selain itu, pada 22 Juli 2025, Sjamsoeddin juga bertemu dengan Laksamana Madya Aaron Beng. Beng adalah Kepala Angkatan Pertahanan Angkatan Bersenjata Singapura. Pertemuan tersebut membahas peluang kerja sama dalam pertahanan siber. Angkatan Bersenjata Singapura sendiri memiliki Digital and Intelligence Service, cabang militer yang berfokus pada siber dan didirikan pada tahun 2022.