Fakta Unik: Polres Lingga Sulap 30 Hektare Lahan Tidur Jadi Sentra Jagung, Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
Polres Lingga menggarap 30 hektare lahan tidur menjadi sentra jagung pipil, sebuah langkah nyata memperkuat Ketahanan Pangan nasional dan stabilitas bangsa.

Kepolisian Resor (Polres) Lingga, Kepulauan Riau, menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung program Ketahanan Pangan nasional. Mereka berhasil menggarap 30 hektare lahan tidur di Desa Bukit Belah. Lahan ini disulap menjadi area pertanian produktif untuk sentra jagung pipil.
Langkah strategis ini diambil sebagai respons terhadap tantangan global terkait krisis pangan. Kapolres Lingga, AKBP Pahala Martua Nababan, menegaskan bahwa keterlibatan Polri bukan sekadar simbolik. Ini adalah bentuk pengabdian nyata aparat kepolisian dalam menjaga stabilitas bangsa.
Pengembangan lahan ini dilakukan secara bertahap, dengan 10 hektare di antaranya telah ditanami jagung pipil unggulan. Program ini melibatkan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan kelompok tani. Diharapkan inisiatif ini dapat menjadi model inspiratif bagi daerah lain di Indonesia.
Inisiatif Strategis Polres Lingga dalam Ketahanan Pangan
Polres Lingga telah menjadi pionir dalam gerakan Ketahanan Pangan berbasis masyarakat di Kepulauan Riau. Sebanyak 30 hektare lahan milik warga yang sebelumnya tidak tergarap kini dimanfaatkan secara optimal. Area ini dikembangkan menjadi sentra jagung pipil, komoditas penting untuk pangan dan pakan ternak. Upaya ini menunjukkan bahwa Polri tidak hanya berfokus pada keamanan, tetapi juga kemandirian pangan.
Dari total 30 hektare, seluas 10 hektare lahan milik Sahari menjadi yang pertama digarap dan ditanami jagung pipil. Sisanya 20 hektare akan dikembangkan secara bertahap dalam waktu dekat. Jagung pipil yang ditanam menggunakan sistem pertanian modern. Sistem ini berorientasi pada hasil maksimal dan keberlanjutan lingkungan.
AKBP Pahala Martua Nababan menegaskan komitmen Polres Lingga. Mereka tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga mendukung kemandirian pangan sebagai bentuk nyata pengabdian kepada negeri. Krisis pangan global menjadi ancaman nyata yang membutuhkan kolaborasi lintas sektor. Inisiatif ini adalah respons proaktif terhadap ancaman tersebut.
Dampak Positif dan Harapan untuk Masa Depan
Melalui program Ketahanan Pangan ini, Polres Lingga ingin mengubah cara pandang masyarakat terkait tugas Polri. Tugas Polri tidak hanya di ranah hukum dan keamanan saja. Polri juga harus hadir di tengah masyarakat sebagai bagian dari solusi. Salah satunya adalah dengan mendukung Ketahanan Pangan.
Dari 10 hektare lahan yang sudah ditanami, empat hektare di antaranya ditanami varietas jagung pipil unggulan. Varietas ini memiliki produktivitas tinggi. Enam hektare sisanya dikembangkan dengan metode tanam baris berbasis konservasi lahan. Program ini tidak hanya menambah pasokan pangan lokal, tetapi juga membuka peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Pahala juga menekankan bahwa program ini dijalankan dengan semangat gotong royong. Program ini melibatkan pemerintah daerah, kelompok tani, serta masyarakat luas. Diharapkan langkah ini menjadi model inspiratif nasional bagi daerah lain. Pengelolaan 30 hektare lahan adalah komitmen jangka panjang Polres Lingga.
Polres Lingga akan terus mengawal hingga seluruh area bisa dimanfaatkan secara optimal. Ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat atau kementerian. Ini adalah tugas seluruh elemen bangsa, termasuk aparat kepolisian. Inisiatif ini adalah bukti nyata kolaborasi untuk masa depan yang lebih baik.