Festival Pinisi: Perayaan Budaya Maritim Bulukumba yang Diakui UNESCO, Siap Digelar September 2025!
Festival Pinisi ke-15 di Bulukumba, Sulawesi Selatan, akan kembali memukau pada September 2025. Saksikan keunggulan budaya maritim Pinisi, warisan UNESCO, yang siap menarik wisatawan!

Festival Pinisi ke-15 akan kembali memeriahkan Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, pada 11 hingga 13 September 2025. Acara ini merupakan salah satu kalender event nasional Kementerian Pariwisata yang sangat dinantikan. Pemerintah Kabupaten Bulukumba berupaya optimal menampilkan keunggulan budaya maritim yang telah mendunia.
Perhelatan akbar ini akan diselenggarakan di tiga lokasi utama: Pantai Mandala Ria, Pantai Merpati, dan Bonto Bahari. Tema yang diusung adalah "Culture elaboration for sustainable tourism," menekankan sinergi budaya untuk pariwisata berkelanjutan. Berbagai atraksi menarik telah disiapkan untuk memanjakan pengunjung dari berbagai daerah.
Festival ini tidak hanya merayakan keindahan kapal Pinisi, yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda. Namun juga menjadi ajang promosi kekayaan bahari dan kearifan lokal masyarakat Bulukumba. Dukungan penuh dari masyarakat dan mitra diharapkan menyukseskan acara tahunan yang prestisius ini.
Merayakan Warisan Dunia: Pinisi dan Pengakuan UNESCO
Kapal Pinisi, ikon maritim dari Bulukumba, Sulawesi Selatan, telah lama dikenal sebagai mahakarya pelaut dan pengrajin kapal tradisional. Keunikan dan nilai historisnya membuat UNESCO pada tahun 2017 secara resmi mengakui seni pembuatan perahu Pinisi sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda. Pengakuan ini menegaskan posisi Pinisi sebagai simbol keunggulan budaya maritim Indonesia di mata internasional.
Festival Pinisi menjadi platform vital untuk terus melestarikan dan memperkenalkan warisan berharga ini kepada generasi muda serta wisatawan. Melalui serangkaian kegiatan yang edukatif dan menghibur, festival ini berupaya menumbuhkan rasa bangga terhadap tradisi bahari lokal. Kehadiran festival ini juga menjadi bukti komitmen daerah dalam menjaga keberlanjutan budaya.
Andi Ayatullah Ahmad, Kabid Humas Kominfo Bulukumba, menegaskan bahwa festival ini adalah wujud nyata dari upaya pemerintah daerah. Tujuannya adalah untuk menghadirkan keunggulan budaya yang diakui secara global. Perayaan ini diharapkan dapat menarik perhatian dunia terhadap kekayaan budaya dan potensi pariwisata Bulukumba.
Rangkaian Acara dan Dampak Ekonomi Festival Pinisi
Festival Pinisi ke-15 menawarkan beragam kegiatan yang dirancang untuk mengangkat kekayaan maritim dan kearifan lokal Bulukumba. Salah satu daya tarik utama adalah sailing Pinisi, yang memungkinkan pengunjung merasakan langsung pengalaman berlayar dengan kapal legendaris ini. Selain itu, akan ada karnaval budaya yang menampilkan keindahan tradisi lokal, lomba mancing, dan hias perahu yang memukau.
Tidak hanya itu, festival ini juga akan menghadirkan Senandung Kopi Kahayya, sebuah acara yang memadukan budaya dan kuliner khas daerah. Bagi masyarakat umum, tersedia berbagai lomba menarik seperti lomba foto, video miniatur Pinisi, dan lomba mewarnai. Kegiatan ini diharapkan dapat melibatkan partisipasi aktif dari berbagai kalangan usia.
Festival Pinisi juga menjadi ajang pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif. Berbagai produk unggulan Kabupaten Bulukumba dan wilayah sekitarnya akan dipamerkan, memberikan kesempatan bagi pelaku usaha lokal untuk mempromosikan karyanya. Ini adalah langkah strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan.
Dampak ekonomi dari Festival Pinisi sangat dirasakan oleh masyarakat setempat. Mudassir, seorang warga Bonto Bahari, Bulukumba, mengungkapkan bahwa festival ini memberikan efek berganda bagi warga. "Kami menjual 'souvenir' berupa perahu Pinisi mini yang banyak diminati oleh pengunjung," ujarnya. Hal ini menunjukkan bagaimana event budaya dapat secara langsung meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga di Bulukumba.