Gapki Kalteng Siap Tanam Jagung 720 Hektare Dukung Ketahanan Pangan
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalimantan Tengah menyediakan lahan lebih dari 720 hektare untuk mendukung program tanam jagung satu juta hektare pemerintah, berkolaborasi dengan pihak swasta dan pemerintah.
Dukungan Gapki Kalteng untuk Ketahanan Pangan Nasional
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalimantan Tengah menunjukkan komitmen nyata terhadap ketahanan pangan nasional. Mereka telah menyiapkan lahan seluas lebih dari 720 hektare untuk program penanaman jagung satu juta hektare yang dicanangkan pemerintah. Inisiatif ini diumumkan pada Selasa, 21 November di Sampit, Kalimantan Tengah.
Kolaborasi untuk Ketahanan Pangan
Program ambisius ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Polri, Kementerian Pertanian, Gapki, Perhutani, Inhutani, perusahaan swasta, dan petani. Wakil Ketua Gapki Kalimantan Tengah, Siswanto, menekankan pentingnya kolaborasi ini, khususnya di Kalimantan Tengah dan Kotawaringin Timur. Menurutnya, dukungan dari dunia usaha sangat krusial untuk keberhasilan program ini.
Komitmen Dunia Usaha terhadap Ketahanan Pangan
Siswanto, yang juga menjabat sebagai Ketua Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI) Wilayah Kotawaringin Timur, Seruyan, dan Katingan, menegaskan komitmen penuh dari Gapki, GPPI, dan Apindo. Mereka melihat program ini selaras dengan visi Presiden untuk mencapai ketahanan pangan dan swasembada pangan. Lebih lanjut, beliau memastikan bahwa keterlibatan perusahaan perkebunan kelapa sawit dalam program ini tidak akan mengganggu operasional utama mereka.
Pemanfaatan Lahan Optimal
Lahan perkebunan kelapa sawit dan lahan konsesi yang belum dimanfaatkan akan digunakan untuk penanaman jagung, baik melalui sistem tumpang sari maupun penanaman langsung. Hal ini menunjukkan upaya maksimal dalam memanfaatkan sumber daya yang ada demi mendukung ketahanan pangan.
Dukungan GPPI dan Apindo
Selain Gapki, GPPI juga turut berkontribusi signifikan. GPPI telah menyiapkan lahan seluas 220 hektare di Kotawaringin Timur yang siap ditanami. Siswanto, yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), menegaskan bahwa dukungan ini justru membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar dan merupakan bagian penting dari program CSR perusahaan.
Potensi Kolaborasi dan Dampak Positif
Potensi kolaborasi antar berbagai pihak dalam program ini sangat besar. Gapki, GPPI, dan Apindo berharap program ini dapat terus dikembangkan dan diperluas. Mereka melihat program ini tidak hanya untuk memenuhi target pemerintah, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat sekitar dan meningkatkan perekonomian lokal. Inisiatif ini dinilai sebagai program CSR yang tepat sasaran dan berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.