Gempa 4,9 Magnitudo Guncang Kolaka, Sultra: BMKG Catat Tiga Gempa Susulan
BMKG melaporkan gempa bumi berkekuatan 4,9 magnitudo mengguncang Kolaka, Sulawesi Tenggara pada Jumat malam, disusul tiga gempa susulan dengan kekuatan lebih rendah; berpusat di darat dan tidak berpotensi tsunami, meski dilaporkan ada kerusakan ringan.
Gempa bumi berkekuatan 4,9 magnitudo mengguncang Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat malam (24/1). Pusat gempa berada di darat, menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Kejadian ini menimbulkan keprihatinan dan pertanyaan seputar dampaknya bagi masyarakat setempat.
Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa utama terjadi pukul 21.37 WITA. Kejadian ini kemudian disusul oleh tiga gempa susulan dengan magnitudo yang lebih kecil, antara 2,6 hingga 3,2, hingga pukul 22.00 WITA. BMKG memastikan bahwa lokasi pusat gempa berada di darat, tepatnya pada koordinat 4.06 LS, 121.81 BT, sekitar 4,8 kilometer barat daya Lalolae, Kolaka Timur.
Kedalaman gempa tercatat 10 kilometer. Karakteristik gempa dangkal ini, menurut Daryono, disebabkan oleh aktivitas Sesar Kolaka di tenggara Lalolae. Getaran gempa dirasakan di sejumlah daerah di Sultra, dengan intensitas bervariasi, mulai dari II hingga IV MMI. Skala II MMI berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang, sementara IV MMI dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah.
Daerah yang merasakan guncangan antara lain Kolaka Timur (III-IV MMI), Kolaka (III-IV MMI), Kolaka Utara, Bombana (III MMI), Lasusua (II MMI), Kendari (II MMI), Konawe (II MMI), Konawe Selatan (II MMI), dan Konawe Utara (II MMI). Meskipun guncangan cukup terasa di beberapa wilayah, BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami.
Meskipun tidak berpotensi tsunami, dampak gempa tetap perlu diperhatikan. Laporan awal menyebutkan adanya kerusakan ringan pada dinding Rumah Sakit SMS Berjaya di Kolaka. BMKG menekankan perlunya verifikasi lebih lanjut dari otoritas setempat di Sulawesi Tenggara untuk mendapatkan data akurat mengenai kerusakan yang terjadi pasca gempa.
Informasi yang beredar di masyarakat perlu diverifikasi untuk memastikan keakuratannya. Hal ini penting untuk mencegah penyebaran informasi yang salah dan memastikan bantuan tepat sasaran dapat diberikan kepada mereka yang membutuhkan.
Kesimpulannya, gempa bumi di Kolaka merupakan peristiwa alam yang perlu diwaspadai. Meskipun BMKG memastikan tidak berpotensi tsunami, kerusakan ringan telah dilaporkan. Kejadian ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan kerja sama antar instansi dalam penanggulangannya.