Gen Z dan Tantangan Memiliki Rumah: Peluang di Tengah Harga Properti yang Tinggi
Meskipun menghadapi tantangan besar seperti harga properti yang tinggi dan penghasilan rendah, Gen Z di Indonesia masih memiliki peluang untuk memiliki rumah melalui program pemerintah, pilihan properti vertikal, dan perkembangan teknologi finansial.

Jakarta, 14 Februari 2024 (ANTARA) - Memiliki rumah bagi Gen Z di Indonesia saat ini merupakan tantangan yang cukup besar. Tingginya harga properti berbanding terbalik dengan penghasilan mereka yang relatif rendah. Namun, bukan berarti impian memiliki tempat tinggal sendiri mustahil. Beberapa peluang masih terbuka bagi generasi ini untuk mulai berinvestasi di sektor properti.
Program Pemerintah dan Solusi Finansial
Salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan adalah Program Sejuta Rumah yang dicanangkan pemerintah. Program subsidi ini bertujuan untuk mempermudah akses kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, termasuk Gen Z. Selain itu, CEO & Founder Pinhome, Dayu Dara Permata, menekankan pentingnya perkembangan teknologi keuangan (fintech) dan opsi pembiayaan yang semakin beragam. Fintech menawarkan solusi inovatif bagi Gen Z yang mungkin kesulitan mengakses jalur pembiayaan konvensional.
"Opsi pembiayaan dan perkembangan teknologi keuangan (fintech) saat ini sudah tersedia dan dapat memberi solusi bagi Gen Z yang ingin membeli rumah," ujar Dayu dalam wawancara di Jakarta.
Tantangan yang Dihadapi Gen Z
Kendati demikian, Gen Z menghadapi beberapa hambatan signifikan. Rendahnya penghasilan dan sedikitnya tabungan menjadi kendala utama. Banyak di antara mereka yang baru memulai karier dan belum memiliki cukup dana untuk membeli rumah. Lebih lanjut, pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga seringkali sulit karena kurangnya riwayat kredit dan stabilitas pekerjaan yang masih belum mapan.
Inflasi dan peningkatan biaya hidup semakin memperberat situasi. Kondisi ekonomi makro yang kurang stabil turut mengurangi daya beli Gen Z. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah fenomena 'Generasi Sandwich', di mana banyak Gen Z yang harus menanggung beban ekonomi keluarga, baik untuk diri sendiri maupun membantu orang tua.
Data kolaborasi Pinhome dan YouGov menunjukkan fakta mengejutkan: setidaknya 41 juta orang di Indonesia masuk kategori 'Generasi Sandwich', atau sekitar 26 persen dari populasi Gen Z. Beban ganda ini tentu saja semakin menyulitkan mereka untuk menabung dan membeli rumah.
Peluang di Pasar Properti
Meskipun tantangannya besar, bukan berarti tidak ada secercah harapan. Data Pinhome Home Value Index (PHVI) Kuartal IV-2024 menunjukkan adanya kecenderungan ketahanan pasar, bahkan penurunan harga jual rumah di beberapa wilayah, khususnya di Jakarta. Hal ini menciptakan peluang yang lebih kompetitif bagi Gen Z.
"Peningkatan inventori yang lebih pesat dari permintaan diduga salah satu penyebabnya," jelas Dayu. Ia menambahkan bahwa wilayah seperti Jakarta Utara dan Jakarta Pusat menawarkan harga yang lebih terjangkau, terutama untuk tipe rumah 54. Penurunan harga jual rumah hingga 10 persen (Rp70 juta) tercatat di Tanjung Priok (Jakarta Utara) dan Cempaka Putih (Jakarta Pusat).
Tren Pasar Sewa
Selain pembelian, pasar sewa juga menunjukkan tren yang menarik. Harga sewa rumah tahunan di Jakarta cenderung stabil hingga menurun, terutama untuk tipe rumah yang lebih kecil (≤200). Penurunan paling signifikan terjadi di Jakarta Utara, dengan harga sewa rumah tipe 121-200 turun hingga minus 9 persen (Rp10 juta) per tahun.
Kesimpulan
Kesimpulannya, memiliki rumah bagi Gen Z memang penuh tantangan, namun bukan berarti mustahil. Dengan memanfaatkan program pemerintah, solusi finansial yang inovatif, dan mencermati tren pasar properti yang dinamis, Gen Z tetap memiliki peluang untuk mewujudkan impian memiliki rumah atau berinvestasi di sektor properti. Perlu strategi dan perencanaan keuangan yang matang untuk menghadapi tantangan ini.