Gerakan Pangan Murah Pemprov Jateng Bantu Warga Kudus Jelang Lebaran
Pemprov Jateng menggelar gerakan pangan murah di Kudus untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau menjelang Lebaran, menyediakan beras, minyak goreng, dan bawang merah dengan harga subsidi.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menggelar gerakan pangan murah di Kabupaten Kudus pada Jumat, 14 Maret 2025. Gerakan ini bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan pokok dengan harga lebih murah daripada harga pasaran, khususnya menjelang Lebaran. Kegiatan ini menyasar warga di Kecamatan Kaliwungu dan Krandon, Kota Kudus. Gerakan ini menjawab kebutuhan masyarakat akan akses pangan terjangkau, terutama di tengah potensi kenaikan harga menjelang hari raya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng, Dyah Lukisari, saat memantau bazar pangan murah di halaman Kantor Kecamatan Kaliwungu, menjelaskan komoditas yang dijual meliputi minyak goreng, beras, bawang merah, gula pasir, dan telur ayam. Program subsidi harga pangan ini dianggarkan sebesar Rp5,7 miliar untuk tiga momentum besar sepanjang tahun 2025: Lebaran, Idul Adha, dan Natal serta Tahun Baru. Penyaluran subsidi dilakukan secara bertahap dan terjadwal untuk memastikan jangkauan yang luas.
Program ini telah berjalan dalam beberapa termin. Sebelum Ramadhan, tiga daerah yakni Kabupaten Wonosobo, Surakarta, dan Kendal telah menerima bantuan beras, bawang merah, dan minyak goreng. Pada pekan pertama Ramadhan, lima kabupaten/kota lain juga mendapatkan subsidi untuk beras, minyak goreng, dan cabai. Gerakan pangan murah di Kudus merupakan bagian dari termin kedua program subsidi pada pekan kedua Ramadhan.
Gerakan Pangan Murah di Kudus: Rincian dan Pelaksanaan
Di Kudus, sebanyak 10 ton beras dijual dengan harga Rp11.000 per kilogram, 2.000 liter minyak goreng dengan harga Rp14.000 per liter, dan 500 kilogram bawang merah dengan harga Rp16.000 per 0,5 kilogram. Harga-harga ini jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran. Camat Kaliwungu, Satria Agus Himawan, menyampaikan terima kasih atas penyelenggaraan gerakan ini di wilayahnya, karena sangat membantu warga mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
Selain komoditas bersubsidi, gula pasir dijual dengan harga Rp16.500 per kilogram dan telur ayam juga dijual dengan harga lebih murah meskipun tidak mendapatkan subsidi. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga secara menyeluruh. Pembelian komoditas bersubsidi dibatasi dengan menyertakan fotokopi KTP, dan setiap warga hanya diperbolehkan membeli maksimal 10 kilogram beras, 2 liter minyak goreng, dan 1 kilogram bawang merah.
Ibu Dyah Lukisari menambahkan bahwa Pemprov Jateng terus memantau pergerakan harga di pasaran melalui aplikasi khusus. Intervensi harga dilakukan pada komoditas yang mengalami kenaikan signifikan. "Harapannya, kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan harga terjangkau, sekaligus pengendalian inflasi," ujarnya. Gerakan ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga pangan menjelang Lebaran dan mencegah lonjakan harga yang merugikan masyarakat.
Tujuan utama gerakan ini adalah untuk memastikan ketersediaan bahan pangan pokok bagi masyarakat dengan harga yang terjangkau, terutama menjelang hari raya Lebaran. Dengan adanya subsidi ini, diharapkan masyarakat dapat merayakan Lebaran dengan lebih tenang tanpa khawatir akan beban biaya hidup yang tinggi.
Pembelian barang bersubsidi dilakukan dengan menunjukkan fotokopi KTP. Berikut rincian harga barang yang dijual:
- Beras: Rp11.000/kg (maksimal 10 kg per orang)
- Minyak Goreng: Rp14.000/liter (maksimal 2 liter per orang)
- Bawang Merah: Rp16.000/0,5 kg (maksimal 1 kg per orang)
- Gula Pasir: Rp16.500/kg
- Telur: Harga lebih murah dari pasaran