Gibran Apresiasi Inovasi Riset Herbal Humbahas: Dorong Kemandirian Pangan Nasional
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi inovasi riset dan hilirisasi produk herbal di Humbahas, Sumut, dan mendorong keterlibatan generasi muda dalam pertanian berteknologi.

Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, memberikan apresiasi tinggi terhadap berbagai inovasi riset dan hilirisasi produk herbal dan hortikultura yang dikembangkan di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara. Hal ini disampaikan langsung oleh Wapres usai meninjau Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Kecamatan Pollung, Humbahas, Sabtu (17/5), didampingi istri, Selvi Ananda, Gubernur Sumut Bobby Nasution, dan Ketua TP PKK Sumut Kahiyang Ayu.
Kunjungan Wapres Gibran difokuskan pada pengembangan komoditas lokal unggulan Humbahas, seperti kunyit, bunga telang, kentang, dan kemenyan. Pengembangan ini meliputi riset untuk menghasilkan bioetanol dan produk turunan lainnya, serta hilirisasi kemenyan sebagai komoditas andalan daerah. Inovasi ini dinilai sebagai langkah penting dalam meningkatkan nilai tambah komoditas lokal dan mendukung visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional.
Apresiasi Wapres Gibran terhadap TSTH2 Humbahas bukan tanpa alasan. TSTH2 dinilai sebagai model pengembangan pertanian yang inovatif dan berkelanjutan, mengintegrasikan riset, teknologi, dan hilirisasi produk untuk meningkatkan daya saing komoditas lokal di pasar global. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengembangan sektor pertanian di Indonesia.
Inovasi Hilirisasi Kemenyan dan Komoditas Unggulan
Wapres Gibran secara khusus memuji pengembangan hilirisasi tanaman kemenyan di Humbahas. "Saya rasa ini sangat luar biasa. Biasanya kita membicarakan hilirisasi nikel dan lain-lain, ini ada hilirisasi kemenyan. Ini sangat mendukung visi Presiden Prabowo Subianto mewujudkan kemandirian pangan nasional," ungkap Gibran. Pernyataan ini menekankan pentingnya pengembangan komoditas lokal non-migas dalam upaya mewujudkan kemandirian ekonomi nasional.
Selain kemenyan, pengembangan komoditas lain seperti kunyit dan bunga telang juga mendapat perhatian khusus. Riset yang dilakukan untuk menghasilkan produk turunan dari komoditas ini menunjukkan komitmen dalam memanfaatkan kekayaan hayati Indonesia secara optimal. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong diversifikasi produk pertanian dan mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu.
Penguatan sektor pertanian, menurut Wapres Gibran, merupakan fokus utama Presiden RI. TSTH2 di Humbahas diharapkan dapat menjadi pusat penyedia bibit unggul dalam negeri, guna mempercepat swasembada pangan nasional. Inovasi dan teknologi yang diterapkan di TSTH2 juga diharapkan dapat menarik minat generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam sektor pertanian.
TSTH2: Pabrik Bibit Unggul Nasional
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia, Luhut Pandjaitan, yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, menegaskan bahwa TSTH2 berfungsi sebagai "pabrik bibit" nasional. Bibit yang dihasilkan dirancang untuk beradaptasi dengan lingkungan lokal, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan ketahanan pangan nasional. "Jadi ini sebenarnya bahasa mudahnya adalah pabrik bibit, tidak perlu lagi impor," jelas Luhut.
Direktur TSTH2, Sri Fatmawati, melaporkan bahwa kawasan TSTH2 seluas 500 hektare di kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) dilengkapi fasilitas modern. Fasilitas tersebut meliputi rumah kaca, rumah jaring, uji coba tanaman ekstraksi herbal, laboratorium pascapanen, tempat penyimpanan tanaman obat, dan fasilitas produksi biofertilizer atau pupuk hayati. TSTH2 juga tengah mengembangkan hilirisasi kemenyan dan tanaman herbal lain untuk produk fungsional.
Model pabrik bibit unggul yang dikembangkan di TSTH2 bertujuan untuk memperkuat daya saing komoditas herbal dan hortikultura Indonesia di pasar global. Dengan demikian, TSTH2 tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan nasional, tetapi juga pada peningkatan perekonomian daerah dan nasional melalui ekspor produk-produk unggulan.
Wapres Gibran juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam pengembangan sektor pertanian. Ia berharap TSTH2 dapat menjadi contoh bagi generasi muda untuk lebih tertarik dan berpartisipasi aktif dalam sektor pertanian dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi. Dengan demikian, masa depan sektor pertanian Indonesia akan semakin cerah dan berdaya saing.