Gubernur Bali Rotasi Jabatan, I Wayan Sumarajaya Pimpin Dinas Pariwisata
Gubernur Bali, Wayan Koster, menunjuk I Wayan Sumarajaya sebagai Kepala Dinas Pariwisata Bali, menggantikan Tjok Bagus Pemayun, karena kemampuan berbahasa Inggrisnya yang dinilai penting dalam menangani sektor pariwisata.

Gubernur Bali, Wayan Koster, secara resmi melantik I Wayan Sumarajaya sebagai Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali pada Jumat, 9 Mei 2024 di Denpasar. Pelantikan ini menandai pergantian pucuk pimpinan Dispar Bali, menyusul rotasi jabatan yang dilakukan oleh Gubernur. Sumarajaya sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bali.
Keputusan Gubernur Koster untuk menunjuk Sumarajaya didasari oleh pertimbangan khusus. Minimnya jumlah pejabat eselon dua atau tiga yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang mumpuni menjadi faktor utama. "Kepala dinas perizinan (sebutan untuk DPMPTSP) belum dua tahun menjabat saya pindah ke dinas pariwisata, kenapa saya pindah ke pariwisata karena berdasarkan pilihan yang ada hanya itu yang bisa bahasa Inggris," jelas Gubernur Koster dalam keterangan resminya.
Penunjukan Sumarajaya ini dilakukan tanpa melalui proses seleksi atau lelang jabatan. Gubernur Koster langsung menunjuk Sumarajaya berdasarkan sistem merit, sebuah langkah yang dinilai mampu mencegah potensi jual beli jabatan. Langkah ini juga menunjukkan komitmen Pemprov Bali untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan transparan.
Pergantian Pimpinan dan Tantangan Pariwisata Bali
Rotasi jabatan ini juga berdampak pada posisi Kepala DPMPTSP Bali. Posisi tersebut kini diisi oleh I Ketut Sukra Negara. Gubernur Koster menilai Sukra Negara memiliki kemampuan tegas dalam menangani urusan perizinan. Pergantian kepemimpinan di Dispar Bali ini terjadi setelah Tjok Bagus Pemayun dirotasi menjadi Staf Ahli Gubernur Bali Bidang Pemukiman dan Sarana Prasarana Wilayah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bali, Dewa Made Indra, menekankan pentingnya penyesuaian diri bagi Sumarajaya sebagai kepala Dispar Bali yang baru. Bali sebagai destinasi wisata utama memiliki sejumlah misi penting yang harus segera ditangani. "Jangan butuh waktu penyesuaian yang lama karena pak gubernur memiliki agenda-agenda yang harus diselesaikan dengan cepat," tegas Sekda Dewa Indra.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Dispar Bali adalah penanganan ulah nakal wisatawan mancanegara. Banyak kasus yang melibatkan pelanggaran visa dan tindakan kriminal yang dilakukan oleh wisatawan asing. Pemprov Bali berkomitmen untuk menindak tegas para pelaku pelanggaran tersebut.
Prioritas Pemprov Bali: Penertiban dan Peningkatan Kapabilitas
Urusan kepariwisataan merupakan prioritas utama Pemprov Bali. Penertiban terhadap wisatawan yang berperilaku tidak sesuai aturan dan usaha pariwisata yang melanggar regulasi menjadi fokus utama. Tim gabungan yang dikomandoi Dispar Bali akan melakukan penertiban secara intensif. "Penertiban terhadap wisatawan yang mungkin perilakunya tidak sesuai dengan kaedah-kaedah kita, penertiban terhadap usaha pariwisata yang tidak sesuai dengan regulasi. Jadi salah satu program prioritas mendesak adalah melakukan penertiban," jelas Sekda Dewa Indra.
Gubernur Koster juga meminta Sumarajaya untuk meningkatkan kapabilitasnya dalam memimpin Dispar Bali. Kemampuan berbahasa Inggris yang dimiliki Sumarajaya diharapkan dapat menjadi modal utama dalam menghadapi tantangan di sektor pariwisata. Pemprov Bali menyadari pentingnya komunikasi yang efektif dengan wisatawan mancanegara untuk menjaga citra Bali sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Dengan adanya pergantian kepemimpinan ini, diharapkan Dispar Bali dapat lebih efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penertiban dan peningkatan kualitas pelayanan pariwisata menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan sektor pariwisata Bali.