Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail Tegaskan Tak Ada Target Kerja 100 Hari
Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail dan Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie menyatakan tidak menetapkan target kerja 100 hari, fokus pada program prioritas dan pengawasan ketahanan pangan.

Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, dan Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie secara resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada bulan Februari 2024. Namun, pasangan yang dikenal dengan slogan 'GAS' ini menyatakan tidak akan menetapkan target kerja 100 hari seperti yang lazim dilakukan pemerintahan daerah lainnya. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Gusnar Ismail dari Jakarta pada Jumat, 21 Februari 2024, menanggapi banyaknya pertanyaan terkait target kinerja 100 hari pemerintahan mereka.
Gusnar Ismail menjelaskan bahwa fokus pemerintahannya bukan pada pencapaian target jangka pendek. Ia menekankan pentingnya perencanaan dan pelaksanaan program jangka panjang yang berkelanjutan, bukan hanya program yang terburu-buru diselesaikan dalam waktu 100 hari. Menurutnya, "Kalau hanya susun program 100 hari, setelah itu jangan sampai hanya tidur saja. Padahal kerjanya harusnya lima tahun ke depan. Jadi silahkan dievaluasi saja setelah kita 100 hari kerja," kata Gusnar.
Hal senada disampaikan oleh Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie. Ia menjelaskan bahwa saat ini prioritas utama adalah memastikan keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (BMG) di Provinsi Gorontalo. Karena belum semua wilayah tercakup program ini, Idah menekankan pentingnya fokus pada implementasi langsung di lapangan. Idah menambahkan, "Seperti tadi kata pak Gusnar, kami langsung kerja dan kerja untuk memenuhi janji-janji kampanye kami. Kemudian juga pastinya sebentar lagi kita akan berhadapan dengan bulan Ramadhan. Tentunya ketahanan pangan dan ketersediaan stok pasar harus tetap diawasi. Sehingga tidak akan ada kegaduhan dalam pendistribusian, serta tidak ada kenaikan harga," ujarnya.
Fokus pada Program Prioritas, Bukan Target 100 Hari
Keputusan untuk tidak menetapkan target 100 hari ini menunjukkan komitmen Gusnar-Idah untuk membangun Gorontalo secara berkelanjutan. Mereka lebih memilih untuk fokus pada program-program prioritas yang telah dijanjikan selama kampanye, daripada terpaku pada target waktu yang relatif singkat. Dengan demikian, pemerintahan ini ingin memastikan setiap program yang dijalankan efektif dan berdampak positif bagi masyarakat Gorontalo.
Penekanan pada program Makan Bergizi Gratis (BMG) menunjukkan prioritas pemerintahan Gusnar-Idah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam hal akses terhadap makanan bergizi. Hal ini juga selaras dengan persiapan menghadapi bulan Ramadhan, dimana pengawasan terhadap ketahanan pangan dan stabilitas harga menjadi hal yang sangat penting.
Dengan tidak adanya target 100 hari, publik dapat menilai kinerja pemerintahan Gusnar-Idah berdasarkan hasil nyata yang dicapai selama masa jabatannya. Hal ini memberikan ruang bagi pemerintahan untuk bekerja secara lebih terukur dan berkelanjutan, tanpa terbebani target waktu yang ketat.
Serah Terima Jabatan dan Pelantikan
Sebelum memulai program kerjanya, Gusnar Ismail dan Idah Syahidah Rusli Habibie telah resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo. Pelantikan tersebut dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto bersama dengan 481 kepala daerah lainnya di Indonesia. Setelah pelantikan, keduanya langsung melakukan serah terima jabatan dari Pejabat Gubernur periode 2024 hingga 2025, Rudy Salahuddin.
Proses serah terima jabatan ini menandai dimulainya era baru pemerintahan di Gorontalo. Dengan fokus pada program prioritas dan pengawasan yang ketat, diharapkan pemerintahan Gusnar-Idah dapat membawa perubahan positif bagi Provinsi Gorontalo.
Pemerintahan ini berkomitmen untuk bekerja keras dan memenuhi janji-janji kampanye yang telah disampaikan kepada masyarakat Gorontalo. Prioritas utama tetap pada kesejahteraan masyarakat dan kestabilan ekonomi daerah.
Dengan tidak adanya target 100 hari, publik diajak untuk menilai kinerja pemerintahan ini berdasarkan hasil yang dicapai di masa mendatang. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci keberhasilan pemerintahan Gusnar-Idah dalam membangun Gorontalo.