Gubernur Malut Segera Cari Solusi Perbaikan RSUD Chasan Boesoirie Ternate
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, berkomitmen mencari solusi untuk mengatasi kerusakan di RSUD Chasan Boesoirie Ternate, termasuk perbaikan AC, atap bocor, dan kamar mandi, guna meningkatkan kenyamanan pasien.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Chasan Boesoirie Ternate, Maluku Utara, tengah menghadapi sejumlah masalah kerusakan infrastruktur dan fasilitas. Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, setelah meninjau langsung kondisi rumah sakit pada Sabtu lalu, menyatakan komitmennya untuk segera mencari solusi perbaikan. Kerusakan tersebut meliputi sistem pendingin ruangan (AC), atap yang bocor, dan kondisi kamar mandi yang kurang memadai. Hal ini berdampak pada kenyamanan pasien dan operasional rumah sakit.
Peninjauan langsung yang dilakukan Gubernur Sherly bersama Wakil Gubernur Sarbin Sehe dan Sekretaris Provinsi Malut, Samsuddin Abdul Kadir, menemukan berbagai kerusakan yang perlu segera ditangani. Gubernur menekankan pentingnya perbaikan fasilitas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat Ternate. "Saya melihat fasilitas mulai rusak itu seperti AC, atap bocor, kamar mandi atau toilet yang kurang memadai dan lainnya. Saya akan mencari solusi untuk memperbaikinya," ujar Gubernur Sherly.
Perbaikan yang direncanakan meliputi perbaikan sistem AC yang kurang dingin, perbaikan kamar mandi, dan perbaikan fasilitas parkir. Gubernur meminta waktu untuk memetakan masalah dan mencari solusi serta sumber anggaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. "Kasih waktu untuk kita petakan dan kita cari solusi dan anggarannya," tambahnya.
Tantangan Keuangan dan Bangunan Lama
Direktur RSUD dr. Chasan Boesoirie Ternate, dr. Alwia Assegaf, menjelaskan bahwa rumah sakit tersebut masih menghadapi kendala berupa beban utang yang cukup besar. Sejak tahun 2022, RSUD ini terbebani utang sebesar Rp89 miliar, dengan 35 persen di antaranya merupakan utang jasa pelayanan kesehatan. Pihak rumah sakit berupaya untuk melunasi utang tersebut secara bertahap dengan dukungan pemerintah daerah.
Selain masalah keuangan, bangunan rumah sakit yang sudah tua juga menjadi tantangan tersendiri. Meskipun perbaikan AC telah dilakukan sebelumnya, keterbatasan anggaran membuat perbaikan dilakukan secara bertahap dan memprioritaskan ruangan-ruangan penting seperti ruang bayi dan ruang operasi. "Kita ada kerja sama dengan pihak ketiga tentang pemeliharaan AC, itu sudah ada kerja sama sejak 2023 tetapi memang karena keterbatasan anggaran dari BLUD maka itu bertahap kita perbaiki. Tetapi sudah banyak hal yang urgent yang kita perbaiki misalnya oksigen," jelas dr. Alwia Assegaf.
Perbaikan sistem AC, yang merupakan salah satu fokus utama perbaikan, dilakukan secara bertahap karena keterbatasan anggaran. Rumah sakit telah melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk pemeliharaan AC sejak tahun 2023. Namun, prioritas tetap diberikan pada perbaikan fasilitas yang krusial untuk menunjang pelayanan medis, seperti sistem oksigen.
Meskipun terdapat kendala berupa utang dan bangunan lama, komitmen Gubernur Maluku Utara untuk mencari solusi perbaikan RSUD dr. Chasan Boesoirie Ternate menunjukkan kepedulian terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya akan dipantau dan diharapkan dapat segera memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien.
Ke depannya, diharapkan akan ada perencanaan yang lebih matang dan terintegrasi untuk mengatasi permasalahan infrastruktur dan keuangan RSUD dr. Chasan Boesoirie Ternate. Dengan demikian, rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal dan nyaman bagi masyarakat Maluku Utara.