Guru Besar UIN Palu: Kualitas Pendidikan Membutuhkan Peran Aktif Orang Tua dan Masyarakat
Guru Besar UIN Palu menekankan pentingnya peran orang tua dan masyarakat dalam membangun mutu pendidikan di Indonesia, guna menciptakan generasi yang unggul dan berkarakter.

Palu, 2 Mei 2025 - Prof. Zainal Abidin, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, menyatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia membutuhkan peran aktif orang tua dan masyarakat. Pernyataan ini disampaikannya pada Jumat lalu, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), di Palu. Beliau menekankan bahwa pendidikan berkualitas tidak hanya dibangun di dalam ruang kelas, melainkan juga berakar dari partisipasi aktif keluarga dan masyarakat sebagai pilar utama ekosistem pendidikan yang mendukung peningkatan daya saing bangsa.
Menurut Prof. Zainal Abidin, pendidikan karakter dan nilai-nilai luhur harus dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua, sebagai pendidik utama, memegang peranan krusial dalam membentuk generasi penerus bangsa yang kuat dan berakhlak mulia. Beliau juga menambahkan bahwa Hardiknas 2025 menjadi momentum refleksi untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat, sejalan dengan tema 'Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua'.
Prof. Zainal Abidin mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari keluarga, sekolah, hingga pemerintah, untuk bersinergi dalam menciptakan pendidikan yang bermutu. Hal ini penting mengingat masih terdapat berbagai tantangan dalam dunia pendidikan Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah. Tantangan tersebut meliputi kesenjangan akses pendidikan di daerah terpencil, kurangnya pemahaman tentang pendidikan karakter, dan masih adanya kasus perundungan di sekolah.
Peran Orang Tua sebagai Pilar Utama Pendidikan
Prof. Zainal Abidin menegaskan bahwa peran orang tua dalam pendidikan anak sangatlah penting. Mereka adalah pendidik pertama dan utama yang membentuk karakter dan nilai-nilai dasar anak sejak dini. Keterlibatan aktif orang tua dalam proses pendidikan anak, baik di rumah maupun di sekolah, akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan anak tersebut.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa pendidikan karakter harus ditanamkan sejak usia dini. Nilai-nilai seperti toleransi, kepedulian, dan akhlak mulia perlu diajarkan dan dilatih secara konsisten di lingkungan keluarga dan sekolah. Hal ini sejalan dengan upaya membangun generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang baik.
Sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng, Prof. Zainal Abidin juga memaparkan berbagai program yang telah dilakukan FKUB untuk memperkuat karakter bangsa, termasuk edukasi toleransi antarumat beragama dan kampanye anti-perundungan di sekolah-sekolah di 13 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah. Beliau menekankan pentingnya kerukunan yang harus dibudayakan sejak dini, bahkan sejak taman kanak-kanak.
Mengatasi Tantangan Pendidikan di Sulawesi Tengah
Prof. Zainal Abidin turut menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi dunia pendidikan di Sulawesi Tengah, antara lain kesenjangan akses pendidikan di daerah-daerah terpencil. Beliau juga menyoroti kurangnya pemahaman tentang pendidikan karakter dan masih adanya kasus perundungan di sekolah-sekolah. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat.
Program-program yang telah dijalankan oleh FKUB Sulawesi Tengah, seperti edukasi toleransi dan kampanye anti-perundungan, menjadi contoh nyata upaya mengatasi tantangan tersebut. Namun, upaya ini perlu ditingkatkan dan diperluas jangkauannya agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Sulawesi Tengah.
Lebih lanjut, beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan berkeadilan. Kolaborasi ini meliputi kerjasama antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif bagi seluruh siswa.
Hardiknas 2025: Panggilan untuk Kolaborasi
Prof. Zainal Abidin menutup pernyataan beliau dengan menekankan bahwa Hardiknas 2025 bukan hanya sekadar peringatan tahunan, melainkan sebagai panggilan untuk kembali menyatukan peran dari rumah hingga negara demi masa depan pendidikan Indonesia yang lebih adil, manusiawi, dan bermutu untuk semua. Beliau berharap agar semua pihak dapat bekerja sama untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Indonesia membutuhkan generasi yang tidak hanya unggul dalam prestasi akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berakhlak mulia. Hal ini hanya dapat terwujud melalui kolaborasi yang kuat antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah dalam membangun sistem pendidikan yang berkualitas dan bermutu.