Harga Ayam Potong di Palembang Anjlok, Tembus Rp18.000 per Kilogram!
Harga ayam potong di Palembang mengalami penurunan signifikan hingga Rp18.000 per kilogram, dampaknya terhadap pedagang dan konsumen diulas dalam berita ini.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Harga ayam potong di Kota Palembang, Sumatera Selatan, anjlok drastis hingga menyentuh angka Rp18.000 per kilogram. Penurunan harga ini terjadi pada Selasa, 22 April 2023, dan dilaporkan oleh sejumlah pedagang di pasar-pasar tradisional seperti Pasar 7 Ulu dan Pasar Jakabaring. Penyebabnya adalah stok ayam yang melimpah di pasaran, sementara daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih. Kondisi ini berdampak positif bagi konsumen yang dapat membeli ayam dengan harga lebih terjangkau, sementara para pedagang merasakan dampaknya dengan peningkatan penjualan.
Pedagang ayam di Pasar 7 Ulu, Faisal (28), misalnya, mengaku menjual ayam dengan harga Rp25.000 per kilogram, naik sedikit dari hari sebelumnya. Namun, ia bersyukur karena peningkatan jumlah pembeli, terutama ibu rumah tangga, yang membeli dalam jumlah banyak, mulai dari 3 hingga 10 kilogram. Hal ini menunjukkan tingginya minat beli masyarakat akibat penurunan harga.
Fenomena serupa juga terjadi di Pasar Jakabaring. Ferdy (29), seorang pedagang di pasar tersebut, mengungkapkan rasa syukur atas penurunan harga ayam. Dagangannya lebih cepat habis, bahkan sekitar pukul 10.00 WIB, lebih cepat dari hari-hari biasanya. Meskipun permintaan ayam biasanya meningkat di akhir pekan, penurunan harga ini mendorong penjualan lebih tinggi di hari biasa.
Harga Ayam Anjlok, Pedagang dan Konsumen Sama-Sama Diuntungkan?
Penurunan harga ayam potong di Palembang dari kisaran Rp30.000-Rp35.000 per kilogram menjadi Rp18.000-Rp23.000 per kilogram memberikan dampak yang signifikan bagi kedua belah pihak, baik pedagang maupun konsumen. Bagi konsumen, ini merupakan kabar gembira karena dapat menghemat pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara bagi pedagang, meskipun harga jual lebih rendah, peningkatan jumlah penjualan dapat mengimbangi penurunan harga per kilogram.
Faisal menambahkan, "Banyak ibu rumah tangga membeli ayam, karena harga ayam yang lagi turun saat ini." Pernyataan ini menunjukkan dampak langsung dari penurunan harga terhadap daya beli masyarakat. Konsumen lebih tertarik membeli ayam dalam jumlah yang lebih banyak karena harga yang lebih terjangkau.
Di sisi lain, Ferdy juga menuturkan bahwa permintaan ayam biasanya meningkat di akhir pekan. Namun, dengan harga yang lebih murah saat ini, penjualan justru meningkat signifikan di hari biasa. Hal ini menandakan bahwa penurunan harga telah berhasil mendorong peningkatan konsumsi ayam di masyarakat.
Pasar Induk Jakabaring: Pusat Distribusi Ayam Potong di Palembang
Pasar Induk Jakabaring, sebagai pasar tradisional terbesar di Palembang, memegang peranan penting dalam distribusi ayam potong ke pasar-pasar tradisional lainnya di kota tersebut. Pasar ini menjadi pusat grosir bagi para pedagang yang kemudian mendistribusikan ayam ke berbagai wilayah di Palembang.
Dengan melimpahnya stok ayam di Pasar Induk Jakabaring, penurunan harga di tingkat grosir otomatis berdampak pada harga jual di pasar-pasar tradisional lainnya. Ini menunjukkan bagaimana pasar induk berperan penting dalam menentukan harga dan ketersediaan komoditas di tingkat ritel.
Kondisi ini juga menunjukkan pentingnya peran pasar tradisional dalam mendistribusikan kebutuhan pokok masyarakat. Pasar tradisional tetap menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat Palembang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk ayam potong.
Meskipun stok melimpah, daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat agar sektor peternakan ayam tetap berkelanjutan dan menguntungkan.
Secara keseluruhan, penurunan harga ayam potong di Palembang memberikan dampak positif bagi konsumen dan pedagang. Namun, perlu diperhatikan faktor daya beli masyarakat agar keseimbangan antara pasokan dan permintaan tetap terjaga.