Harga Gabah Naik, Kesejahteraan Petani di Desa Meningkat Pesat!
Wamendes Ahmad Riza Patria menyatakan harga serap gabah Rp6.500/kg genjot kesejahteraan petani desa dengan stok beras nasional melimpah.

Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT), Ahmad Riza Patria, menyampaikan kabar gembira bagi para petani di desa. Harga serap gabah yang mencapai Rp6.500 per kilogram memberikan dampak positif signifikan terhadap kesejahteraan petani. Kenaikan ini terjadi seiring dengan stok beras nasional yang melimpah, menandakan ketahanan pangan yang semakin kuat di Indonesia.
Menurut Wamendes Riza Patria, stok beras nasional diperkirakan akan terus meningkat dan dalam waktu dekat berpotensi menembus angka empat juta ton. Pencapaian ini merupakan rekor baru dalam sejarah ketahanan pangan nasional. Pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan petani melalui berbagai kebijakan yang mendukung sektor pertanian.
Kenaikan harga serap gabah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan mendorong mereka untuk terus meningkatkan produktivitas. Pemerintah juga terus berupaya untuk menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen, sehingga kesejahteraan seluruh masyarakat dapat terjamin.
Harga Gabah Naik: Momentum Kesejahteraan Petani
Kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani menjadi angin segar bagi para petani. HPP GKP saat ini berada di angka Rp6.500 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp6.000 per kilogram. Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Kepala Bapanas Nomor 14 Tahun 2024. Kenaikan ini diharapkan dapat memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
Wamendes Riza Patria menambahkan, pemerintah mencatat capaian penting berupa produksi beras tertinggi dalam sejarah Indonesia. Stok beras di BUMN Bulog mencapai 3,7 juta ton. Ini adalah bukti nyata keberhasilan program-program pemerintah dalam mendukung sektor pertanian dan meningkatkan produksi pangan nasional.
Indonesia berpotensi menjadi negara pengekspor beras, termasuk untuk kepentingan kemanusiaan. Potensi ini akan terus ditingkatkan dengan berbagai program dan kebijakan yang mendukung sektor pertanian. Pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu lumbung pangan dunia.
Kedaulatan Pangan dan Program Pencetakan Lahan Baru
Pemerintah mencanangkan program pencetakan dua juta hektare lahan baru sebagai bagian dari upaya mewujudkan kedaulatan pangan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor. Potensi Indonesia untuk mencapai swasembada pangan secara penuh saat ini terbuka lebar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Maret 2024 sebesar 123,72 atau naik 0,22 persen dibandingkan periode Februari 2024 sebesar 123,45. NTP adalah salah satu indikator untuk melihat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Kenaikan NTP menunjukkan bahwa kesejahteraan petani semakin meningkat. Pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan NTP melalui berbagai kebijakan yang mendukung sektor pertanian.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, diharapkan sektor pertanian Indonesia akan semakin maju dan modern. Kesejahteraan petani akan terus meningkat dan Indonesia akan menjadi negara yang mandiri dan berdaulat dalam bidang pangan.