HPP Gabah Rp6.500/kg: Presiden Prabowo Sejahterakan Petani?
Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran berkomitmen tingkatkan kesejahteraan petani melalui Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp6.500 per kg, kebijakan yang disambut antusias petani di Klaten.

Klaten, Jawa Tengah, 22 Maret 2024 - Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjukkan komitmen nyata menyejahterakan petani Indonesia melalui penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp6.500 per kilogram. Kebijakan ini diumumkan oleh Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Prita Laura, saat menghadiri panen raya di Desa Sumber, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Penetapan HPP ini bertujuan ganda: memastikan ketersediaan cadangan beras nasional dan meningkatkan kesejahteraan para petani. Selama ini, petani di daerah Trucuk hanya menerima harga Rp3.500 per kilogram dari tengkulak, jauh di bawah harga pokok produksi. Dengan kebijakan baru ini, para petani diharapkan dapat menikmati hasil kerja keras mereka dengan lebih layak.
Kunjungan ke Klaten bukan hanya sekadar seremonial. Pemerintah ingin memastikan kebijakan HPP benar-benar terealisasi di lapangan dan memberikan dampak positif bagi petani. Hal ini sejalan dengan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran yang menempatkan sektor pangan dan pertanian sebagai pilar utama pembangunan ekonomi Indonesia.
Kebijakan HPP dan Regenerasi Petani
Pemerintah tidak hanya fokus pada penetapan HPP, tetapi juga memperhatikan regenerasi petani. Prita Laura mengungkapkan keprihatinan atas minimnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. Oleh karena itu, pemerintah berupaya menciptakan kebijakan pendukung agar generasi muda tertarik kembali menggarap lahan pertanian.
Dalam dialog langsung dengan petani muda di Klaten, Prita menemukan optimisme yang tumbuh seiring dengan kenaikan harga gabah. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kualitas gabah agar tetap terjaga, meskipun pemerintah telah memberikan dukungan yang kuat.
Kelik Purwanto, salah seorang petani di Desa Sumber, mengungkapkan rasa optimismenya. Kenaikan harga gabah menjadi Rp6.500 per kilogram dianggap sebagai insentif yang signifikan, mampu meningkatkan pendapatan petani dan menarik minat generasi muda untuk bercocok tanam.
Kelik menuturkan pengalaman pahit sebelumnya, di mana petani seringkali kesulitan menikmati hasil panen karena harga jual gabah yang rendah. Namun, dengan kebijakan HPP dan pengawasan pemerintah, kini para petani dapat tersenyum lega saat panen raya tiba. "Kalau kemarin-kemarin itu pemerintah menetapkan tetapi di lapangan itu yang membeli itu pedagang dengan harga murah sehingga kalau kemarin itu petani itu musim panen raya mestinya itu tersenyum tapi nggak bisa tersenyum, kalau sekarang alhamdulillah tersenyum, benar-benar tersenyum," ujar Kelik.
Peran Bulog dan Kementerian Pertanian
Perum Bulog memastikan penyerapan seluruh hasil panen petani dengan harga Rp6.500 per kilogram. Wakil Direktur Bulog, Mayjen (Purn) Marga Taufiq, menjelaskan bahwa Bulog hadir langsung ke petani untuk membeli gabah sesuai arahan Presiden. "Bulog yang ada di hilir, sesuai dengan perintah dari Bapak Presiden yang tertuang dalam Asta Cita. Petani harus tersenyum ketika panen. Maka kita datang ke sini memastikan bahwa Bulog membeli dengan harga Rp6.500/kg," tegas Marga.
Direktur Hilirisasi Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Mulyono, menambahkan bahwa pemerintah menargetkan panen raya di lahan seluas 4,56 juta hektar di seluruh Indonesia hingga April 2025. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus mendukung sektor pertanian dan kesejahteraan petani.
Dengan kebijakan HPP dan dukungan penuh dari pemerintah, diharapkan kesejahteraan petani Indonesia dapat meningkat secara signifikan. Program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan petani, tetapi juga pada ketahanan pangan nasional.