Petani Indonesia Tekan Harga Beras Global, Raih Surplus hingga 3,7 Juta Ton
Berkat peningkatan produksi dalam negeri, petani Indonesia berhasil menurunkan harga beras global dan menciptakan surplus beras hingga 3,7 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci stabilitas harga beras di Asia Tenggara.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa petani Indonesia berperan penting dalam penurunan harga beras global. Hal ini dicapai berkat peningkatan produksi nasional tanpa mengandalkan impor, sehingga membantu menjaga stabilitas pasokan global dan harga yang terjangkau. Penurunan harga beras internasional menjadi sekitar US$390 per ton dari sebelumnya US$460 per ton saat Indonesia masih mengimpor beras, menunjukkan pengaruh Indonesia yang signifikan di pasar global.
Sulaiman menjelaskan bahwa penurunan harga global tidak terlepas dari keberhasilan petani Indonesia dalam menjaga stabilitas penawaran dan permintaan. Keberhasilan ini meringankan beban negara-negara konsumen beras. Sementara produksi beras di negara-negara ASEAN seperti Thailand dan Malaysia menurun, Indonesia justru mencatatkan peningkatan stok beras yang signifikan di awal tahun 2025, mencapai 3,7 juta ton dan ditargetkan mencapai 4 juta ton dalam waktu 15 hingga 20 hari ke depan.
Prestasi ini disebut Sulaiman sebagai tonggak penting dalam manajemen pangan nasional. Ia menekankan bahwa petani Indonesia adalah pahlawan pangan sejati bangsa. Dengan stok melimpah dan harga beras global yang menurun, Indonesia diakui sebagai pemain kunci dalam menjaga stabilitas harga beras di Asia Tenggara. Sulaiman berharap pencapaian ini akan memotivasi semua pemangku kepentingan untuk terus mendukung petani dan memperkuat ketahanan pangan demi kesejahteraan rakyat dan stabilitas pasar regional. "Petani kita berkontribusi membuat pangan dunia, khususnya beras, menjadi murah," ujarnya.
Produksi Beras Meningkat, Impor Beras Berkurang
Indonesia terakhir mengimpor beras dalam jumlah besar pada tahun 2024. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor beras Indonesia hingga November 2024 mencapai sekitar 3,85 juta ton, meningkat 62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor tersebut sebagian besar berasal dari Thailand (1,19 juta ton), Vietnam (1,12 juta ton), dan Myanmar (642.000 ton).
Namun, di awal 2025, Indonesia mengumumkan rencana penghentian impor beras untuk mendukung swasembada pangan. Kementerian Pertanian menargetkan produksi dalam negeri sebesar 32 juta ton pada tahun 2025, meningkat 2 juta ton dari angka 30 juta ton pada tahun 2024. Peningkatan produksi ini menjadi faktor kunci dalam keberhasilan Indonesia menekan harga beras global dan mencapai surplus beras yang signifikan.
Langkah strategis ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung petani dan meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan keberhasilan ini, Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan beras dalam negeri, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas pasar beras internasional.
Indonesia: Pemain Kunci Stabilitas Harga Beras Global
Keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan produksi beras dan menekan harga beras global menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci dalam menjaga stabilitas harga beras di Asia Tenggara. Hal ini menunjukkan kemampuan Indonesia dalam mengelola sektor pertanian dan ketahanan pangannya.
Dengan stok beras yang melimpah dan harga yang kompetitif, Indonesia kini mampu berperan sebagai penyeimbang di pasar internasional. Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata peran penting petani Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan berkontribusi pada stabilitas ekonomi global.
Langkah-langkah strategis pemerintah dalam mendukung petani, seperti penyediaan sarana dan prasarana pertanian, serta pengembangan teknologi pertanian modern, juga turut berkontribusi pada keberhasilan ini. Ke depan, diharapkan kolaborasi antara pemerintah, petani, dan seluruh pemangku kepentingan akan terus ditingkatkan untuk menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan dan kebijakan yang tepat, sektor pertanian Indonesia mampu bersaing di pasar global dan berkontribusi pada kesejahteraan rakyat Indonesia.