Semangat Petani, Kunci Produktivitas Pertanian Indonesia
Ketua Umum KTNA menekankan pentingnya menjaga semangat petani untuk mencapai produktivitas pertanian tinggi demi swasembada pangan dan kesejahteraan petani, didukung data BPS tentang peningkatan produksi beras.
Jakarta, 10 Februari 2025 - Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Yadi Sofyan Noor, menyatakan bahwa menjaga semangat para petani merupakan kunci utama dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia. Hal ini penting untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan para petani.
Yadi menjelaskan, "Faktor utama adalah menjaga semangat untuk meningkatkan produksi dengan memaksimalkan perbaikan teknologi budaya dan pascapanen. Semangat inilah yang kita sampaikan kepada para petani padi kita untuk mendukung swasembada pangan" Pernyataan ini disampaikan Yadi dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta.
Produksi Beras Meningkat Signifikan
Pernyataan Yadi ini sejalan dengan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang memperkirakan produksi beras nasional pada Januari-Maret 2025 mencapai 8,67 juta ton. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 52,32 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 yang hanya mencapai 5,69 juta ton.
Menurut Yadi, peningkatan produksi ini tak lepas dari upaya memaksimalkan perbaikan teknologi budidaya dan pascapanen. Teknologi yang tepat dan pengelolaan pascapanen yang baik akan menghasilkan pertanian yang optimal dan mendukung ketahanan pangan nasional. KTNA sendiri mendukung penuh kebijakan pemerintah untuk menghentikan impor beras, sebagai bentuk nyata menjaga ketahanan pangan dan kemampuan bangsa untuk mencapai swasembada pangan secara mandiri.
Adaptasi dan Dukungan Pemerintah
KTNA, menurut Yadi, telah terbiasa beradaptasi dengan perubahan iklim dan fluktuasi harga pangan. Mereka mampu menghadapi tantangan tersebut tanpa dampak signifikan terhadap produktivitas. Hal ini menunjukkan ketangguhan dan kemampuan adaptasi petani Indonesia.
Lebih lanjut, KTNA mengapresiasi berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung petani, seperti penyediaan pupuk bersubsidi, benih unggul, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta program intensifikasi dan ekstensifikasi. Dukungan ini sangat penting dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani.
Kesejahteraan Petani: Harga GKP dan Penyerapan Gabah
Meskipun demikian, Yadi menekankan bahwa kesejahteraan petani sejati hanya dapat tercapai jika pemerintah konsisten menjaga harga Gabah Kering Panen (GKP) dan memastikan penyerapan gabah secara optimal dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram. "Untuk kesejahteraan petani, pemerintah harus konsisten menjaga harga gabah kering panen. Wajib menyerap gabah, bukan beras," tegas Yadi.
Hal senada disampaikan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono. Mereka menyatakan bahwa peningkatan produksi beras merupakan keberhasilan strategi Kementerian Pertanian melalui berbagai program unggulan, seperti optimasi lahan rawa, pompanisasi, perluasan areal tanam, dan mekanisasi pertanian. Penyerapan GKP sesuai HPP juga merupakan komitmen pemerintah untuk mensejahterakan petani.
Kesimpulan
Peningkatan produksi beras yang signifikan dan upaya pemerintah dalam mendukung sektor pertanian menunjukkan potensi besar Indonesia untuk mencapai swasembada pangan. Namun, keberhasilan ini harus diiringi dengan komitmen yang konsisten dalam menjaga kesejahteraan petani melalui harga GKP yang stabil dan penyerapan gabah yang optimal. Semangat dan kerja keras petani, dipadukan dengan dukungan kebijakan pemerintah yang tepat, akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia.