Produksi Pangan Indonesia Positif di 2025: Kementan
Kementerian Pertanian memastikan produksi pangan Indonesia menunjukkan perkembangan positif di tahun 2025, berbanding terbalik dengan krisis pangan yang terjadi di beberapa negara lain.

Jakarta, 16 Februari 2025 - Kementerian Pertanian memastikan bahwa produksi pangan Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif di tahun 2025. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi beberapa negara lain yang saat ini tengah mengalami krisis pangan. Sebuah kabar baik di tengah tantangan global.
Kepala Biro Informasi dan Komunikasi Kementerian Pertanian, Mochamad Arief Cahyono, menyampaikan hal tersebut dalam sebuah pernyataan pada Minggu lalu. Ia juga mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman global.
Antisipasi Krisis Pangan Global
"Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah mengingatkan akan potensi krisis pangan global. Untuk itu, kami telah menyiapkan berbagai program strategis untuk mengantisipasinya," ujar Cahyono. Kementerian Pertanian menyatakan bahwa ketahanan pangan nasional saat ini terjaga, ditopang oleh proyeksi peningkatan produksi beras.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras pada awal tahun 2025 diprediksi meningkat. BPS mencatat bahwa produksi beras Indonesia pada Januari-Maret 2025 berpotensi mencapai 8,67 juta ton. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 52,32 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2024, yang hanya mencapai 5,69 juta ton. Sebuah lonjakan signifikan yang patut diapresiasi.
Peningkatan Luas Panen
Peningkatan potensi produksi beras ini sejalan dengan perluasan areal panen. Areal panen diproyeksikan meningkat menjadi 2,83 juta hektar. Angka ini menunjukkan peningkatan sekitar 970.33 ribu hektar atau 52,08 persen dibandingkan Januari-Maret 2024, yang tercatat sebesar 1,86 juta hektar. Perluasan lahan ini menjadi salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi.
"Dengan peningkatan produksi ini, produksi dalam negeri lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," tegas Cahyono. Ketersediaan beras yang melimpah diharapkan dapat menstabilkan harga dan mencegah kelangkaan.
Stabilitas Harga Beras
Selain peningkatan produksi, stabilitas harga beras juga menjadi indikator positif. Data BPS menunjukkan bahwa harga beras rata-rata di tingkat penggilingan pada Januari 2025 berada di angka Rp12.796 per kilogram. Harga ini menunjukkan penurunan 4,30 persen dibandingkan Januari 2024.
"Biasanya, harga beras di awal tahun cenderung tinggi. Namun, tahun ini relatif stabil," kata Cahyono. Stabilitas harga ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam menjaga keseimbangan pasar.
Peran Bulog dalam Ketahanan Pangan
Untuk memastikan ketahanan pangan nasional tetap terjaga, Kementerian Pertanian meminta Perum Bulog untuk mengoptimalkan pembelian gabah dari petani. Hal ini penting untuk menjamin penyerapan hasil panen dan mencegah fluktuasi harga yang signifikan. Kerja sama antara pemerintah dan BUMN menjadi kunci keberhasilan program ketahanan pangan.
Secara keseluruhan, data yang dipaparkan menunjukkan bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat dalam menjaga ketahanan pangannya. Peningkatan produksi dan stabilitas harga beras menjadi bukti nyata keberhasilan program-program pemerintah di sektor pertanian. Meskipun demikian, kewaspadaan tetap diperlukan untuk menghadapi potensi tantangan di masa mendatang.