Harga Kripto Turun Saat Ramadhan? CEO Indodax Ungkap Faktor Psikologi Pasar dan Geopolitik
CEO Indodax menjelaskan penurunan harga kripto selama Ramadhan dipengaruhi oleh psikologi pasar dan faktor geopolitik, seperti rencana cadangan kripto nasional AS.

Jakarta, 10 Maret 2025 - CEO Indodax, Oscar Darmawan, mengungkapkan bahwa penurunan harga kripto selama bulan Ramadhan bukanlah sekadar tren musiman. Ia menjelaskan bahwa fenomena ini dipengaruhi oleh perubahan psikologi pasar dan faktor eksternal, terutama selama bulan puasa. Pernyataan ini disampaikannya dalam keterangan pers di Jakarta pada Senin lalu. Penurunan harga ini juga dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi global, khususnya dari Amerika Serikat.
Data dari lima tahun terakhir menunjukkan tren penurunan harga Bitcoin selama Ramadhan. Pada tahun 2021, harga Bitcoin turun 21,71 persen, disusul penurunan 16 persen di tahun 2022, 3,73 persen di tahun 2023, dan 4,14 persen di tahun 2024. Oscar menjelaskan, "Setiap tahun, kami mengamati pola bahwa minat investor ritel terhadap kripto sedikit berkurang selama bulan Ramadhan, yang dapat menyebabkan tekanan jual lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya."
Tren historis ini, menurut Oscar, menciptakan ekspektasi penurunan harga di kalangan investor, sehingga mendorong aksi ambil untung sebelum Ramadhan tiba. Namun, Ramadhan 2025 menunjukkan dinamika yang berbeda. Bitcoin sempat melonjak hingga delapan persen dalam sehari, kembali ke level 90.000 dolar AS setelah sebelumnya berada di bawah 80.000 dolar AS. Lonjakan ini dipicu oleh sentimen positif terkait rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang disebut-sebut akan mengusulkan cadangan kripto nasional.
Faktor Psikologi dan Geopolitik Mempengaruhi Pasar Kripto
Oscar menekankan peran penting psikologi pasar dalam pergerakan harga kripto selama Ramadhan. Minat investor ritel yang cenderung menurun selama bulan puasa berkontribusi pada tekanan jual yang lebih tinggi. Namun, tahun ini, faktor geopolitik memainkan peran yang lebih signifikan. Rencana cadangan kripto nasional AS, jika terealisasi, akan berdampak besar pada industri kripto global. "Tahun ini ada elemen geopolitik yang sangat kuat dalam pergerakan pasar kripto. Jika benar ada langkah serius dari Pemerintah AS untuk menjadikan aset digital sebagai bagian dari kebijakan moneter, dampaknya akan sangat besar bagi industri kripto secara global," jelas Oscar.
Selain itu, kebijakan ekonomi global juga turut mempengaruhi volatilitas harga kripto. Sebagai contoh, kebijakan AS yang menaikkan tarif impor terhadap barang dari Kanada dan Meksiko menciptakan ketidakpastian di pasar finansial. "Kebijakan ekonomi suatu negara, khususnya sebesar Amerika Serikat, dapat berdampak pada arus modal global, termasuk yang mengalir ke aset kripto. Investor perlu memahami bahwa kripto semakin erat kaitannya dengan kebijakan ekonomi makro," tambahnya.
Meskipun sentimen positif terlihat kuat di awal Ramadhan 2025, Oscar mengingatkan akan pentingnya manajemen risiko. Volatilitas tetap menjadi tantangan utama, terlebih dengan White House Crypto Summit yang dijadwalkan pada 7 Maret, yang masih dinantikan kejelasan arah regulasinya. Ia menyarankan strategi diversifikasi portofolio sebagai langkah bijak dalam menghadapi volatilitas pasar.
Strategi Diversifikasi Portofolio untuk Mengurangi Risiko
Oscar menekankan pentingnya diversifikasi portofolio, bukan hanya sekadar membeli banyak aset, tetapi juga memahami bagaimana setiap aset merespon kondisi pasar yang berbeda. "Diversifikasi bukan hanya soal membeli banyak aset, tetapi juga soal memahami bagaimana setiap aset merespons kondisi pasar yang berbeda," katanya. Ia juga mencatat meningkatnya partisipasi investor institusional yang mulai melihat kripto sebagai aset safe haven, sebagai salah satu faktor pendorong lonjakan harga Bitcoin baru-baru ini.
Kesimpulannya, pergerakan harga kripto selama Ramadhan 2025 dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk psikologi pasar, sentimen investor, dan faktor geopolitik. Manajemen risiko yang baik dan strategi diversifikasi portofolio menjadi kunci bagi investor untuk menghadapi volatilitas pasar yang dinamis. Perkembangan kebijakan ekonomi global, khususnya dari Amerika Serikat, juga perlu dipantau secara cermat karena berdampak signifikan terhadap pasar kripto.