Tarif Trump Guncang Pasar Global: Bitcoin Terkoreksi, Saham AS Ambles, Emas Melonjak
Kebijakan tarif timbal balik Presiden Trump membuat Bitcoin turun ke 83.000 dolar AS, saham AS ambles, dan harga emas melonjak, memicu kekhawatiran pasar global.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif timbal balik atau reciprocal tariffs pada 3 April 2025, yang berdampak signifikan terhadap pasar keuangan global, termasuk aset kripto seperti Bitcoin. Pengumuman ini menyebabkan penurunan harga Bitcoin ke level 83.000 dolar AS, meskipun sempat naik ke 87.000 dolar AS sebelum detail tarif diumumkan. Dampaknya meluas ke berbagai sektor, memicu kekhawatiran akan potensi resesi ekonomi global.
Analis Reku Fahmi Almuttaqin menjelaskan bahwa tekanan pasar ini turut dirasakan oleh sektor saham AS. Indeks Nasdaq 100 terkoreksi 2,3 persen, dan S&P 500 turun 1,7 persen setelah pengumuman kebijakan tarif tersebut. Saham-saham teknologi besar seperti Tesla dan Palantir mengalami penurunan signifikan, masing-masing hingga 8 persen, sementara Apple, Amazon, dan Nvidia turun 6-7 persen. Kondisi ini menunjukkan dampak luas kebijakan tarif Trump terhadap pasar saham global.
Di tengah gejolak ini, harga emas justru melonjak ke rekor baru mendekati 3.200 dolar AS per ounce. Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif Trump. Peristiwa ini menunjukkan pergeseran alokasi aset oleh investor yang mencari perlindungan dari risiko pasar yang meningkat.
Dampak Kebijakan Tarif Trump terhadap Pasar Global
Kebijakan tarif terbaru AS mencakup pengenaan tarif 25 persen pada semua mobil impor mulai 3 April 2025, dan tarif umum 10 persen untuk semua barang impor mulai 5 April 2025. Beberapa negara dikenakan tarif khusus, termasuk China (34 persen), Vietnam (46 persen), Taiwan (32 persen), Korea Selatan (25 persen), Uni Eropa (20 persen), dan Swiss (31 persen). Indonesia sendiri dikenakan tarif sebesar 32 persen.
Trump berdalih kebijakan ini bertujuan melindungi ekonomi AS dari praktik perdagangan yang dianggap tidak adil selama lebih dari 50 tahun. Namun, Fahmi menilai kebijakan ini berpotensi memicu lonjakan inflasi dan memperpanjang periode suku bunga tinggi. Hal ini dapat membuat investor semakin berhati-hati terhadap aset berisiko tinggi seperti kripto dan saham.
Dampak sebenarnya dari kebijakan ini masih belum terlihat sepenuhnya. Hal tersebut bergantung pada respons konsumen dan pelaku bisnis terhadap perubahan aturan perdagangan. Namun, potensi peningkatan pengangguran dan resesi ekonomi dapat mendorong The Fed untuk mempertimbangkan kebijakan pelonggaran moneter, seperti menurunkan suku bunga.
Peluang dan Strategi Investasi di Tengah Gejolak Pasar
Meskipun pasar mengalami gejolak, kondisi ini juga dapat menjadi peluang bagi investor yang memiliki toleransi risiko tinggi. Fahmi menyebutnya sebagai strategi "buy on weakness". Tren akumulasi institusi terhadap aset kripto seperti Bitcoin masih terlihat solid, dengan perusahaan seperti GameStop yang memiliki dana segar hampir 1,5 miliar dolar AS, sebagian besar kemungkinan akan digunakan untuk mengakuisisi Bitcoin.
Untuk investor pemula, strategi dollar cost averaging (DCA) disarankan. Strategi ini melibatkan akumulasi aset secara bertahap setiap periode tertentu, misalnya sebulan sekali. Hal ini memungkinkan investor mendapatkan harga rata-rata pembelian yang lebih rendah jika tekanan pasar berlanjut. Ketika pasar membaik, investor sudah siap untuk merealisasikan keuntungan.
Namun, investor tetap harus cermat dalam memilih aset. Aset dengan kapitalisasi pasar dan likuiditas terbesar menjadi pilihan yang lebih aman. Fitur-fitur investasi yang memudahkan diversifikasi, seperti fitur Packs di Reku, dapat membantu investor mengoptimalkan strategi DCA mereka.
Indonesia perlu menyikapi gejolak pasar ini dengan bijak dan tidak reaktif. Kondisi ini dapat menjadi momentum untuk membuka peluang pasar baru dan memperluas diversifikasi ekonomi. Dengan strategi investasi yang tepat dan pemahaman yang baik terhadap kondisi pasar, investor dapat meminimalisir risiko dan memanfaatkan peluang yang ada.